Kuala Lumpur, Aktual.com – Presiden Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim menepis tuduhan PAS adanya rencana kudeta dari internal koalisi Pakatan Harapan dengan target Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Dia mengatakan kabar itu adalah bohong.

Dia mengatakan motif dihembuskannya isu ini oleh Partai Islam Se-Malaysia (PAS) adalah untuk menutupi masalah skandal suap RM90 juta yang dilakukan Presiden PAS, Abdul Hadi Awang.

Anwar, yang berbicara kepada wartawan setelah menyampaikan pidato tentang pendidikan di Universiti Selangor, mengatakan partai-partai koalisi Pakatan Harapan telah menolak tuduhan tersebut.

“Tidak ada yang mau berkomentar karena mereka pikir itu bukan masalah dan upaya PAS untuk mengalihkan fokus pada uang yang diambil dari 1MDB,” katanya.

Dia menambahkan PAS telah berjanji untuk mendukung Mahathir dan bahkan telah menandatangani draf yang berkaitan dengannya ketika Presiden PAS Hadi Awang bertemu PM Mahathir pada Jumat lalu.

Ditanya soal draf tersebut, Anwar juga tidak yakin kebenarannya. “Mereka berbohong halal, jadi kami tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Seperti yang mereka katakan bisa berbohong jika perlu menyelamatkan partai, jadi kami tidak tahu apakah itu benar atau tidak,” katanya .

Para pemimpin PAS baru-baru ini mengatakan bahwa anggota mereka boleh berbohong jika itu dimaksudkan untuk melindungi partai.

Anwar juga mengatakan bahwa dalam interaksinya dengan Mahathir, masalah dugaan kudeta tidak muncul sama sekali.

Seorang aktivis sosial dan blogger mengklaim ada sebuah plot dari internal koalisi Pakatan Harapan untuk mengkudeta Perdana Menteri Mahathir Mohamad melalui voting mosi tidak percaya. Namun, Anwar Ibrahim yang dijanjikan Mahathir akan menggantikannya sebagai PM Malaysia membantah klaim tersebut.

Aktivis yang membuat klaim polot kudeta itu adalah Mujahidin Zulkiffli. Dia mengklaim bahwa ia pertama kali mendengar tentang rencana untuk menggulingkan Mahathir Mohamad beberapa minggu yang lalu dari seorang sumber.

“Beberapa faksi secara diam-diam berencana untuk melakukan kudeta, kemungkinan besar melalui pemungutan suara (mosi) tidak percaya di Parlemen atas kepemimpinan Tun M (Mahathir),” kata Mujahidin, yang juga mem-posting klaim itu di Facebook.

Aktivis itu tidak menyebut nama orang-orang yang terlibat dalam plot kudeta. Dia mengatakan bahwa seorang mantan menteri Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) sebelumnya mencoba meluncurkan plot kudeta terhadap Mahathir dengan mengorganisir dukungan untuk PM masa depan Malaysia.

Mujahidin mengatakan seorang menteri kabinet saat ini telah menunjukkan foto keluarganya yang pro-Mahathir sedang berlibur bersama mantan menteri UMNO. Dia mengatakan itu adalah sinyal untuk menyatakan bahwa kudeta terhadap Perdana Menteri tidak akan berhasil.

Berbicara kepada The Star, Senin (18/2/2019), Mujahidin membenarkan bahwa dia telah menulis posting Facebook soal plot kudeta itu. Namun, dia menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.

Dalam posting-nya, ia tidak menyebutkan nama tetapi melaporkan sebuah foto di media sosial yang menunjukkan Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Azmin Ali dan mantan wakil presiden UMNO Seri Hishammuddin Hussein dan keluarga mereka sedang berlibur bersama di luar negeri memiliki “lidah bergoyang”.

“Jadi sekarang, mosi tidak percaya lainnya ada dalam perencanaan. Pak Tua (Mahathir) kemudian memeriksa rencana ini dengan membawa tujuh pembelot UMNO ke partainya (Partai Pribumi Bersatu Malaysia),” ujarnya.

“Ingat, ada sekitar 30 lebih siap untuk melompat ke kapal,” tulis Mujahidin.

Mujahidin mengatakan kecurigaannya bahwa percobaan kudeta sedang berlangsung semakin diperkuat ketika Mahathir berhasil mendapatkan pejabat Partai Islam Malaysia (PAS), termasuk presidennya, Abdul Hadi Awang, untuk menandatangani perjanjian untuk mendukung Perdana Menteri jika ada mosi tidak percaya.

“Mengapa Pak Tua (Mahathir) membuat langkah yang tidak populer untuk bertemu dengan para pemimpin PAS? Ini harus besar,” imbuh dia.

Mujahidin menulis bahwa sementara banyak yang akan menyalahkan Mahathir karena membawa anggota UMNO ke Pribumi Bersatu Malaysia yang PM Mahathir sebagai pemimpin partai itu. Menurutnya, mereka harus bertanya mengapa Perdana Menteri merasa perlu memperkuat posisinya.

Mujahidin tidak menyebut Presiden PKR Anwar Ibrahim, tetapi menunjukkan ada kesepakatan bahwa Mahathir tetap akan menjabat sebagai Perdana Menteri sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.

“Tidak ada batas waktu yang mengikat tetapi dia sendiri (Mahathir) terus mengulanginya dua tahun. Sudah hampir setahun,” tulis dia.

“Tapi masalahnya adalah, bahkan tidak satu tahun dan seseorang telah melakukan beberapa langkah melawannya setidaknya dua kali,” lanjut Mujahidin di Facebook.

Mujahidin mengatakan langkah Mahathir untuk menarik anggota parlemen UMNO ke Pribumi Bersatu Malaysia tidak akan populer, tetapi strateginya masuk akal.

“Itu tidak akan menjadi langkah yang populer tapi saya mengerti. Saya mungkin akan melakukan hal yang sama jika seseorang terus berusaha (menikam) saya dari belakang,” ujarnya.

“Dan yang lebih buruk, saya pikir dia sekarang memiliki angka untuk membalikkan keadaan jika mosi tidak percaya itu diajukan di Parlemen,” papar aktivis tersebut.

“Saya harap tidak ada yang cukup bodoh untuk mencobanya. Anda bisa menjadikannya penjahat, tapi sebenarnya Anda penyebabnya,” imbuh dia.

Di profil halaman Facebook-nya, Mujahidin mengidentifikasi dirinya sebagai direktur pelaksana New Malaysia Times.

Dia juga mendaftarkan pekerjaan sebelumnya di TalentCorp Malaysia serta di sektor asuransi dan keuangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan