Jakarta, Aktual.com —  Para pengusaha bauksit yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi dan Bijih besi Indonesia (AP3BI) menolak pernyataan yang disampaikan KADIN Indonesia terkait usulan tentang Insentif Percepatan Pembangunan Industri Pengolahan dan Pemurnian Mineral (IPPM) atau smelter di Indonesia.

Ketua AP3BI Erry Sofyan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (8/9) mengatakan bahwa kebijakan relaksasi ekspor bauksit yang akan masuk dalam Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah tidak akan merusak iklim investasi di kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral.

“Kalau diberi relaksasi sebenarnya tidak akan merusak investasi di kegiatan pengolahan dan pemurnian karena saat ini perusahaan yang serius membangun sedang menyelesaikan proyeknya. Malah akan membantu perusahaan menyelesaikan pembangunan smelter karena sekarang sedang kesulitan cash flow setelah larangan ekspor,” ujar Erry.

Saat ini menurut Erry ada lima perusahaan tambang bauksit yang sedang membangun. PT Well Harvest Winning Alumina Refinery di Kendawangan Kalimantan Barat, PT Bintan Alumina Indonesia di Kepuluan Riau, PT Nusapati Alumina Refinery di Tayan, Kalimantan Barat, PT Alakasa Indutrindo,Tbk di Kalimantan Barat dan PT Kotawaringin Raya Alumina. Dari kelima perusahaan yang siap membangun smelter tersebut PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (Harita Group) telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa.

Untuk tahap Pertama dari yang direncanakan dua line dengan kapasitas 2 juta ton Alumina per tahun. Saat ini sedang dibangun menyelesaikan line satu dengan kemajuan diatas 60%. “Direncanakan pada Februari 2016 sudah bisa produksi untuk line satu dengan kapasitas 1 juta ton,”terang Erry yang juga adalah Direktur PT Harita Prima Abadi Mineral.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka