Air itu kemudian dialirkan kembali ke Masjidil Haram untuk dikonsumsi jamaah, sebagian kemudian dikemas dalam tabung galon ukuran 5 liter.

Ahmad menjelaskan sebelum perusahaan itu berdiri, pengadaan zam zam belum terlalu tertib. Masih banyak praktik perjokian yang membuat harga air suci itu mahal. Selain itu ada laporan juga bahwa air zam-zam yang disediakan palsu atau dicampur.

“Kalau di sini air zam-zamnya dijamin murni,” tuturnya.

Ia menjelaskan air zam-zam yang dikonsumsi langsung di Masjidil Haram juga sudah terjamin kebersihan dan kemurniannya. Sebab lebih dahulu telah disaring di perusahaan yang berdiri sejak September 2010 itu.

Pria 40 tahun itu memastikan di tempatnya hanya menyaring air zam-zam dari potensi adanya pasir atau partikel lainnya. “Kami tidak menambah zat-zat apapun pada air suci zam-zam,” jelasnya.

Oleh perusahaan ini, air zam-zam dikemas dalam galon ukuran 5 liter. Enam bulan lalu mereka memutuskan menghentikan produksi kemasan 10 liter karena dinilai terlalu berat saat dibawa jamaah.

Artikel ini ditulis oleh: