Members of the Muslim community at the University of Oregon gather at the soccer turf fields to celebrate Eid Al-Fitr, a Muslim holiday to conclude the 29 or 30 days of fasting during the entire month of Ramadan. (Andrew Seng/Emerald)

Jakarta, Aktual.com — Ketetapan wukuf Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dengan Indonesia memiliki kesamaan waktu, yaitu jatuh pada hari Rabu (23/9). Dan, Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (24/9) mendatang.

Keputusan tersebut diambil setelah lembaga pemantau hilal Kerajaan Saudi melakukan pengamatan terhadap peredaran bulan. Dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu (13/9) lalu, dimana ‘hilal’ sebagai tanda jatuhnya 1 Dzulhijjah 1426 Hijriah belum terlihat.

Sehingga, Pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Selasa (15/9).

Sekedar informasi ‘Hilal’ itu sendiri merupakan penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap Bumi setelah Bulan mengalami konjungsi atau ijtimak.

Bulan awal ini (bulan sabit tentunya, red) akan tampak di ufuk barat (Maghrib) saat Matahari terbenam. Hilal menjadi kriteria suatu awal bulan atau masuknya bulan baru dalam kalender Hijriah.

Untuk kita ketahui, dalam Kalender Hijriah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya Matahari waktu setempat, dan penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan ‘hilal’ atau bulan.

Arab Saudi merupakan negara yang menggunakan kalender Islam berdasarkan pengamatan posisi bulan. Metode ini terkadang menemukan kesulitan tersendiri akibat sejumlah faktor.

Dengan pengumuman resmi dari pemerintah Arab Saudi tersebut maka wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah 1436 Hijriah. bertepatan pada hari Rabu (23/9) dan hari Raya Idul Adha pada keesokan harinya, Kamis.

Namun, berbeda dengan Ormas Islam Muhammadiyah, yang menetapkan Idul Adha jatuh pada Rabu (23/9) mendatang. Hal ini berdasarkan metode hisab wujud hakiki yang dipegang Ormas Islam tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: