Petugas Bank Mandiri menghitung pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Medan, Aktual.com – Amerika Serikat diperkirakan masih tetap menjadi penyumbang devisa terbesar Sumut pada tahun ini seperti pada tahun sebelumnya.

“Pada tahun 2015, nilai devisa Sumut dari perdagangan dengan AS mencapai 885,98 juta dolar AS dan pada tahun 2016 diperkirakan lebih besar karena ada penguatan harga karet,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Zulkarnain di Medan, Minggu (24/4).

Ekspor Sumut ke AS, kata dia, berupa kopi, kakao, karet, kayu lapis, udang, sarung tangan karet, mebel, CP0, teh, rempah-rempah, ikan, dan udang, serta bahan kimia organik.

“Perdaagangan ke AS itu makin menggembirakan karena neraca perdagangan Sumut-AS juga masih tetap surplus,” katanya.

Setelah AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono, pemasok devisa terbesar Sumut masing-masing Republik Rakyat Tingkok (RRT), India, dan Jepang.

Ekspor Sumut ke RRT pada 2015 mencapai 846,01 juta dolar AS disusul India dan Jepang masing-masing 707,85 juta dolar AS dan 425,02 juta dolar AS.

Ekspor terbesar ke AS terjadi sejak lama dan terus bertahan karena relatif banyak produk Sumut yang dibutuhkan negara itu.

Produk yang dibutuhkan AS, khususnya karet, CPO, rempah-rempah dan hasil laut.

Menurut data yang dimilikinya, ekspor Sumut ke AS bisa lebih besar lagi karena faktanya masih banyak produk Sumut yang diekspor negara lain.

“Kalau bisa langsung diekspor ke AS, tentunya devisa Sumut dari negara itu makin besar,” kata Wien.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara