Gunung Agung berselimutkan bintang di Pos Pamantau Gunung Agung, di Desa Rendang, Senin (2/10) dinihari. Berdasarkan pantauan PVMBG, jumlah kegempaan yang terjadi terekam lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya, kemungkinan batal meletus sangat kecil. Tapi, bisa saja Gunung Agung melanjutkan tidur panjangnya usai erupsi pada tahun 1963 alias membeku. AKTUAL/Tino Oktaviano

Bali, Aktual.com – Asap di kawah Gunung Agung tadi malam terpantau semakin tinggi. Ketinggian asap putih yang mengindikasikan pergerakan gas magmatik di perut Gunung Agung terpantau setinggi 1,5 kilometer.

Ketinggian asap putih itu rupanya membuat senang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pasalnya, asap putih itu sebagai manifestasi pelepasan energi dari perut gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

“Asap putih itu indiksi pelepasan energi,” kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy di Bali, Minggu (8/10).

Devy mengaku senang gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu melepaskan energinya. Katanya,‎ jika energi di perut Gunung Agung tak rilis, maka bisa semakin terakumulasi. “Bagus malah, dari pada energinya nggak pernah dikeluarkan bisa terakumilasi,” papar dia.

‎Pada saat sama, Devy mengakui jika asap putih yang semakin meninggi itu menandakan aktivitas di dalam perut gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl itu makin meninggi. Gas magmatik terus bergerak dan pemanasan air di dalam perut gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu makin menjadi. “Makin memanaskan ya. Untuk energi memang masih tinggi dan terus mendesak. Gas magmatik terus bergerak juga, terjadi pemanasa air di dalam Gunung Agung,” ungkapnya.

Hanya saja, kini ketinggian asap kembali menurun. Pantauan pagi ini asap putih hanya setinggi‎ 50 meter saja.

(Reporter: Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka