Damaskus, Aktual.com – Seorang asisten mantan pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden, tewas selama pertempuran di dekat dua kota kecil di bagian barat-laut Suriah, kata satu kelompok pemantau.

“Abu Hassan At-Tunisi, bahasa Arab untuk Abu Hassan dari Tunisia, yang dulu adalah asisten Osama bin Laden di Afghanistan, tewas selama pertempuran sengit yang dilancarkan oleh gerilyawan yang memiliki kaitan dengan Al-Qaida terhadap Kota Kecil Kafraya dan Foa, yang kebanyakan penghuninya pemeluk Syiah, di pinggiran Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah,” kata Observatorium Suriah mengenai Hak Asasi Manusia, dikutip dari Xinhua, Minggu (20/9).

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggris tersebut mengatakan, pertempuran berkecamuk selama 24 jam belakangan, dalam serangan paling akhir oleh gerilyawan untuk menyeru kota kecil warga Syiah, yang telah menghadapi pengepungan ketat selama berbulan-bulan sejak sebagian besar Provinsi Idlib jatuh ke dalam kekuasaan kelompok yang berafiliasi kepada Al-Qaida.

Sementara itu, stasiun televisi pan-Arab –Al-Mayadeen– melaporkan sedikitnya 100 gerilyawan tewas selama pertempuran paling akhir di dekat kota kecil tersebut, sementara gerilyawan Syiah di dalamnya mematah serangan itu.

Observatorium tersebut mengatakan kelompok gerilyawan tersebut pada Jumat (18/9) meledakkan empat kendaraan yang diisi peledak dan menembakkan lebih dari 250 bom mortir ke dalam kedua kota kecil warga Syiah itu.

Angkatan Udara Suriah, katanya, melancarkan serangan udara terhadap posisi gerilyawan di Binnish, kota kecil di Idlib, yang sebagian besar telah jatuh ke dalam kekuasaan gerilyawan, kecuali kedua kota tersebut dan beberapa tempat di pinggirannya.

Pada awal September, gerilyawan di Idlib merebut Pangkalan Udara Abu Ad-Duhur, dana menewaskan 71 prajurit Suriah, kata Observatorium itu.

Dihentikannya serangan gerilyawan terhadap Kafraya dan Foa dirundingkan antara delegasi gerilyawan dan Iran dalam beberapa pekan belakangan, tapi perundingan itu gagal menyelesaikan situasi di kota kecil tersebut sebab gerilyawan mengajukan tuntutan yang tak bisa dipenuhi oleh pasukan pemerintah.

Sementara itu, rakyat dari kedua kota kecil Syiah tersebut yang tinggal di Ibu Kota Suriah, Damaskus, menggelar beberapa pertemuan terbuka di jalan menuju Bandar Udara Internasional Damaskus. Mereka menuntut pasukan pemerintah dan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, membawa mereka ke Foa dan Kafraya.

Krisis Suriah, yang telah berlangsung selama lebih dari empat tahun, telah berubah menjadi bentrokan sektarian, antara gerilyawan Sunni dan kelompok fanatik seperti Negara Islam dan Front An-Nusra terutama kelompok Syiah. Presiden Bashar al-Assad berasal dari kelompok minoritas Alawi, salah satu cabang Syiah.

Artikel ini ditulis oleh: