Jakarta, Aktual.co — Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (kemendesa) berkerjasama dengan UGM dalam membangun desa sesuai amanat Undang-undang (UU) Desa Nomor 6 Tahun 2014.
Nota kesepahaman ditandatangani Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Marwan Jafar bersama Rektor UGM, Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD di Balai Senat UGM, Jumat (6/3).
Dalam acara yang dihadiri perwakilan lurah dan pemerintah desa se-DIY ini, Marwan menyatakan UU Desa adalah titik awal pemberdayaan desa. Untuk itu diperlukan masukan pemikiran para akademisi, khususnya UGM, guna membangun desa.
“Pemikiran kampus akan membuat pembangunan desa akan lebih genuine dan tidak sekedar proyek,” paparnya.
Politisi PKB ini mengaku ada dilema pengembangan pembangunan desa. Akan dimulai dari desa atau dari kota? Pengalaman Tiongkok, sebagai contoh, menempuh cara mendorong pembangunan dari desa ke kota. Pertimbangan Beijing, adalah agar lahan di desa tetap utuh tidak digunakan bagi pembangunan infrastruktur yang merusak lingkungan.
Namun pola kebijakan Tiongkok itu tak bisa serta merta ditempuh Indonesia. Karena urbanisasi dari desa ke kota justru memicu kompleksitas masalah perkotaan di Indonesia.
“Karena itu kami meminta pemikiran yang dilahirkan dari kampus agar pengaplikasian UU Desa tidak membuat masalah jadi kompleks, namun kampus, seperti UGM dapat memberikan solusi yang kongkrit,” tandasnya.
Sementara itu Dwikorita pun mengungkapkan, UGM mengharamkan penelitian yang hanya menghasilkan jurnal. Sebab hasil penelitian hanya bermanfaat jika dihilirkan ke masyarakat.
“UGM melakukan mapping persoalan pembangunan desa. Yang diperlukan adalah kedaulatan pangan, energi, kesehatan, manufaktur dan kemanusiaan,” jelasnya.
Lewat program mapping yang dikembangkan UGM itu, Rektor berharap jumlah desa tertinggal secara bertahap bisa dikurangi. Sehingga keadilan sosial, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa dapat meningkat.
Jumlah desa tertinggal saat ini tercatat 23.452 desa. Sementara desa berkembang baru 61.134 desa dan desa mandiri hanya 4.382 desa.
“Melalui program tridharma perguruan tinggi dan pusat penelitia, UGM berupaya mempromosikan program pembamgunan desa,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh: