Penyebab diare beragam yakni infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus dan parasit lainnya. Namun yang menjadi penyebab utama adalah infeksi bakteri.
Menurut Kustiariyah, penanganan secara medis untuk mengobati diare adalah dengan menggunakan sejumlah antibiotik. Namun, penggunaannya secara rutin dapat menyebabkan terjadinya efek samping berupa resistensi Enteropathogenic Escherichia Coli (EPEC) terhadap antibiotik tersebut.
“Resistensi bakteri yang cenderung meningkat tentu akan berbahaya karena dapat mengakibatkan infeksi bakteri menjadi lebih sulit untuk diobati,” katanya.
Melalui penelitian yang dilakukan Anak Agung Ayu Putu Puspita Negara, mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB dengan judul “Antivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Bakau Hitam Rhizophora mucronata terhadap Bakteri Penyebab Diare” membantu kajian farmakologi tanaman bakau hitam untuk obat diare.
Selain Kustiariyah, penelitian tersebut juga dibimbing oleh dosen pembimbing Dr Sri Purwaningsih. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas anti bakteri terhadap bakteri E. coli diuji secara bioautografi dapat ditunjukkan dengan adanya bercak hambatan pada media agar yang telah diinokulasi dengan bakteri tersebut.
Mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa alkaloid diduga dengan cara menggunakan komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara untuh dan menyebabkan kematian sel tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid