Jakarta, Aktual.com – Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) telah mempertahankan suku bunga utamanya, “cash rate”, tak berubah pada rekor terendah 1,5 persen, sejalan dengan ekspektasi sebagian besar ekonom dan pasar.

RBA memutuskan untuk mempertahankan suku bunga “cash rate” pada pertemuan dewan gubernur November yang diadakan pada Selasa (1/11), karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi berada di jalur untuk memenuhi target sejalan dengan waktu.

Gubernur RBA Philip Lowe dalam pernyataannya mengatakan bahwa setelah dua kali penurunan suku bunga dilakukan pada Mei dan Agustus tahun ini, suku bunga acuan “cash rate” saat ini akan menjadi yang terbaik untuk terus stabil dalam rangka mencapai output bank sentral pada target pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada waktunya.

“Bank memperkirakan pertumbuhan output dan inflasi sedikit berubah dari tiga bulan lalu,” kata Lowe.

“Selama tahun depan, ekonomi diperkirakan tumbuh mendekati tingkat potensinya, sebelum secara bertahap menguat.” “Inflasi diperkirakan akan meningkat secara bertahap selama dua tahun ke depan.” “Mempertimbangkan informasi yang tersedia, dan kebijakan pelonggaran moneter yang dimiliki pada pertemuan Mei dan Agustus, Dewan menilai bahwa mempertahankan sikap kebijakan tidak berubah pada pertemuan ini akan konsisten dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam perekonomian dan pencapaian sasaran inflasi dari waktu ke waktu,” dia mengatakan.

Ada 12 pemangkasan suku bunga sejak November 2011 dari 4,75 persen menjadi 1,50 persen.

Untuk tahun ini saja, suku bunga terakhir turun pada Agustus, ketika RBA menurunkan target suku bunga “cash rate” dari 1,75 persen ke rekor terendah 1,5 persen.

Direktur pengelola dan kepala global ekonomi dan riset Westpac Bill Evans mengatakan, keputusan RBA mempertahankan suku bunga tidak berubah adalah konsisten dengan pandangan-pandangan untuk sisa tahun ini dan selama 2017.

“Namun, dengan inflasi kemungkinan hanya akan melacak sepanjang bagian bawah dari batas target 2-3 persen tahun depan akan ada ruang untuk pelonggaran lebih lanjut akan meningkat, dan pasar tenaga kerja pada khususnya, secara mendalam mengecewakan,” kata Evans.

“Itu bukan perkiraan kami, tapi kami mengakui bahwa jika suku bunga bergerak tahun depan, itu akan turun daripada naik pada 2017,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka