Jakarta, Aktual.com – Australia bekerjasama dengan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) memberikan bantuan senilai sekitar Rp48 miliar bagi Indonesia untuk respons dan upaya pemulihan pascawabah COVID-19.
“Sebagai teman dekat dan mitra jangka panjang bagi Indonesia, kita memiliki kepentingan bersama dalam memerangi COVID-19 beserta dampaknya. Australia senang dapat bermitra dengan UNICEF untuk membantu kebutuhan kesehatan dan kemanusiaan yang mendesak,” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan dalam keterangan tertulis, Senin.
UNICEF adalah mitra utama bagi Australia dan Indonesia.
Dengan pendanaan baru ini, UNICEF dan Indonesia akan bekerjasama menyediakan layanan kesehatan utama di masyarakat, memperkuat sistem kesehatan, memperbaiki pengelolaan air, sanitasi dan kebersihan, memasok bahan-bahan pokok, dan memastikan bahwa perempuan, anak-anak dan masyarakat rentan mendapatkan perbaikan nutrisi.
UNICEF telah bekerja erat dengan Indonesia untuk membantu mengurangi dampak COVID-19 pada masyarakat.
Badan PBB itu telah memberikan pasokan medis yang mampu menyelamatkan jiwa dan mendukung kelanjutan layanan kesehatan dan gizi, menyediakan air bersih dan kebutuhan sanitasi, serta menjaga anak-anak tetap terhubung dengan pendidikan.
Australia juga telah mengubah orientasi program pembangunan di Indonesia untuk merespons langsung COVID-19. Ini termasuk tambahan Rp203 miliar untuk mendukung respons kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi Indonesia.
“Dengan jutaan anak dan keluarga Indonesia yang menghadapi risiko jangka panjang dari COVID-19, kontribusi Australia tiba pada saat yang tepat dan sangat penting,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini.
“Ini akan membantu UNICEF mendukung layanan kesehatan pemerintah, memperluas jangkauan program masyarakat, dan kampanye kesadaran publik dalam menanggapi pandemi ini,” ujar dia.
Australia berkomitmen untuk bekerja dalam kemitraan dengan Indonesia dan UNICEF untuk menanggapi krisis ini. Kolaborasi dengan UNICEF ini dirancang untuk melindungi anak-anak Indonesia dari dampak terburuk pandemi COVID-19.(Antara)