Jakarta, Aktual.com — Ustadzah Nur Hasanah, MA menjelaskan, sebenarnya bagi Muslim dan Muslimah memiliki aturan dalam berpakaian. Umat Islam boleh tampil modis dan mengikuti perkembangan model pakaian saat ini. Akan tetapi jangan sampai kita melewati aturan-aturan yang telah diajarkan Rasulullah SAW karena Rasulullah SAW telah menghimbau agar para Muslim dan Muslimah berpakaian harus menutupi seluruh auratnya dan tidak menampakkan tubuh serta berpakaian yang tipis.

Namun pertanyaannya, apakah ada ganjaran bagi para Muslimah yang memakai jilbab akan tetapi lekuk tubuhnya tetap terlihat?

Pada Hadis sebelumnya telah dijelaskan Rasulullah SAW berkata,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Artinya, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

“Di antara maksud dari berpakaian namun telanjang adalah menyingkap aurat, berpakaian tipis, termasuk pula berpakaian ketat yang menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pesan saya, amalkanlah ajaran Islam secara utuh, dan jangan separuh-separuh,” papar Ustadzah Nur Hasanah, kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (09/02) malam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”(Al Baqarah : 208).

“Laksanakanlah seluruh ajaran Islam, jangan tinggalkan ajaran Islam yang ada. Jangan sampai menjadikan hawa nafsu sebagai tuan yang dituruti. Artinya, jika suatu ajaran bersesuaian dengan hawa nafsu, barulah dilaksanakan dan jika tidak, maka ditinggalkan. Yang mesti dilakukan adalah hawa nafsu yang tunduk pada ajaran syari’at dan melakukan ajaran kebaikan sesuai kemampuan. Jika tidak mampu menggapai kebaikan tersebut, maka dengan niatan saja sudah bisa mendapatkan pahala kebaikan,” tutur ia menambahkan.

Ustadzah Nur berharap, bagi pembaca Aktual.com, khususnya Muslimah bisa mengambil pelajaran ayat Al Quran atau Hadis di atas.

“Dan saya berharap mari kita bersama-sama memperbaiki akan pengertian berhijab saat ini. Kita mulai dari keluarga kita sendiri entah orang tua, istri, adik perempuan atau keponakan Anda. Karena saya yakin dari sesuatu yang kecil suatu saat nanti akan menjadi besar. Dan semoga ada perubahan akan pengertian berhijab yang sebenarnya. Amin,” harap ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: