Tim Pemenangan AHY-Sylvi dari Partai Demokrat Roy Suryo (kiri), Tim Pemenangan AHY Sylvi dari PAN Yandri Susanto (tengah) dan Tim Pemenangan Ahok-Djarot Trimedya Panjaitan (kanan), hadir dalam diskusi yang bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI", di Jakarta, Sabtu (18/2). Diskusi yang juga diikuti oleh Founder Lembaga Survey Kedai KOPI Hendri Satrio, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi dari PKS Mardani Ali Sera, dan Analis Politik LIPI Siti Zuhro, ini selain membahas soal kisruh para pendukung masing-masing pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang banyak terjadi di Media Sosial, dan arah dukungan pasangan AHY-Sylvi pasca tersingkir pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. AKTUAL/Tino Oktaviano
Tim Pemenangan AHY-Sylvi dari Partai Demokrat Roy Suryo (kiri), Tim Pemenangan AHY Sylvi dari PAN Yandri Susanto (tengah) dan Tim Pemenangan Ahok-Djarot Trimedya Panjaitan (kanan), hadir dalam diskusi yang bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI", di Jakarta, Sabtu (18/2). Diskusi yang juga diikuti oleh Founder Lembaga Survey Kedai KOPI Hendri Satrio, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi dari PKS Mardani Ali Sera, dan Analis Politik LIPI Siti Zuhro, ini selain membahas soal kisruh para pendukung masing-masing pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang banyak terjadi di Media Sosial, dan arah dukungan pasangan AHY-Sylvi pasca tersingkir pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta. AKTUAL/Tino Oktaviano

aktual.com- Kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo terus bergulir dan memasuki babak baru. Kini giliran skripsi S1 Jokowi di Universitas Gajah Mada (UGM) dilaporkan kubu Rismon Sianipar CS. Namun di sisi lain, kubu Jokowi tak kalah kencang. Mereka menuding ada “orang besar” di balik isu ijazah dan pemakzulan.

Seperti apa bukti dan kejanggalan skripsi Jokowi? Lalu siapa “orang besar” dengan clue warna biru yang dituduhkan kubu Jokowi ke publik?

Kubu pembongkar ijazah kelompok RRT (Roy Suryo, Rismon dan Tifa) melaporkan Jokowi dan rektor UGM Prof Ova Emilia dengan dugaan skripsi palsu ke polisi. Laporan ini dilayangkan oleh ahli digital forensik Rismon Sianipar ke Mapolda DIY pada Selasa (22/7)2025 dikutip dari Kompas TV.

Setelah meneliti secara ilmiah keaslian dari skripsi Jokowi. Rismon menemukan sejumlah kejanggalan dari skripsi tersebut. Antara lain, lembar pengesahan skripsi Jokowi sangat modern, dan dalam skripsi tersebut tidak ada lembar pengesahan penguji.

“Tidak ada tanggal dipertahankan di depan penguji dan tidak ada lembar pengesahan penguji. Nama dan tandatangan penguji tidak ada. Itu tidak berkesesuaian dengan skripsi alumni Kehutanan UGM yang kita miliki,’ ungkap Rismon.

Jokowi langsung merespon pelaporan dirinya oleh Rismon Sianipar. Kepada wartawan di kediamannya Solo, Jumat (25/7/2025) Jokowi menilai laporan itu ngalor ngidul. Tidak jelas arahnya.

“Itu namanya ngalor ngidul. Yang satu belum selesai sudah ngalor. Yang satu belum selesai sudah ngidul. Itu namanya ngalor ngidul,” tandas Jokowi.

Meski demikian, Jokowi mengatakan, tetap akan menghormati proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. “Kita hormati proses hukum yang ada,” ucapnya.

Sebelumnya, Jokowi juga menyatakan, bahwa isu ijazah dirinya dan pemakzulan anaknya Gibran Rakabuming sebagai bagian dari agenda politik besar untuk menjatuhkan kredibilitas dan popularitasnya.

“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik ijazah palsu dan pemakzulan,” tandas Jokowi di Solo, Senin (14/7/2035).

Bahkan pada Jumat (25/7/2025) Jokowi menuding ada “orang besar” di balik isu ijazah dirinya, dan orang sudah tahu siapa orang besar itu.

Namun Jokowi enggan mengungkapkan siapa sosok yang menjadi dalang isu itu. “Ya semua sudah tahu lah,” ucapnya singkat.

Pernyataan Jokowi soal dalang dibalik Ijazah dan pemakzulan inipun dipertegas oleh para pendukungnya. Pelapor Roy Suryo CS dari Peradi Bersatu Ade Darmawan mengungkapkan siapa dalang di balik isu ijazah palsu Jokowi dan pemakzulan Gibran.

“Biarlah masyarakat berpikir sendiri dan mencari sendiri siapa sih dalangnya? (Isu ijazah). Saat ini saya pake baju apa? Nah itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan,” tandas Ade Darmawan yang saat itu ia mengenakan kemeja warna biru, dalam wawancara di YouTube. KOMPAS TV pada Sabtu 26 Juli 2025.

Menurut Ade, dalang yang dimaksud memang tidak sepenuhnya memerintah langsung Rismon Cs untuk datang ke UGM, dan KPUD Solo memeriksa skripsi Jokowi. Namun mereka hanya mendorong agar pengungkapan itu terus dilakukan.

“Memang menyuruh langsung tidak, tapi mereka bilang ke Rismon dalam setiap moment agar terus menyuarakan kasus ini,” ucap Ade.

Menanggapi Ade Darmawan, Rismon membantah jika dirinya disuruh oleh dalang atau orang besar. “Saya datang ke UGM, ke KPUD dan kepolisian itu murni biaya sendiri saya, bukan disuruh siapapun,” tandas Rismon dalam channel YouTube yang sama.

Rismon mengatakan, apa yang disampaikan mantan rektor UGM Prof Sopian Effendi itu kepada dirinya juga tidak ada yang mengatur dan meminta adanya pertemuan tersebut.

“Itu memang murni dari aktivis Relagama, yang menghubungi saya, dan itu sudah dua hari. Dan saya melaporkan Pak Jokowi dengan dua aduan itu sama sekali tidak ada yang membiayai ataupun yang menyuruh saya,” tandas Rismon.

Lalu siapa yang dituding kubu Jokowi dengan clue warna biru? Jika melihat warna partai, maka ada dua partai yang memakai warna biru. Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.

Dari kedua partai ini, mungkin publik akan menilai tidak mungkin tuduhan itu ditujukan untuk PAN. Sang ketua umum Zulkifli Hasan dikenal selama ini sebagai “loyalis” Jokowi. Tidak ada historis ketegangan hubungan antara PAN dengan Jokowi.

Lalu publik menduga mungkinkah tuduhan itu dialamatkan ke kubu Partai Demokrat ? Jika melihat ke belakang, di era pemerintahan Jokowi, Partai Demokrat sempat digoyang oleh Moeldoko yang berambisi menjadi ketua umum, namun upaya itu kandas.

Roy Suryo sebagai pembongkar dugaan ijazah palsu Jokowi tak lain adalah mantan politisi Partai Demokrat dan Menpora di era SBY. Namun Roy Suryo menegaskan dirinya tidak dibekingi siapapun. Benarkah Demokrat yang ditunjuk Jokowi? Kita tunggu respon dari partai berlambang Merci ini. ***