Angka tersebut, lanjut Ali, anjlok 61,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Menilik dari nilai penyaluran pun terpantau merosot 55,6% yoy dari Rp4,42 triliun pada November 2016 menjadi hanya Rp1,97 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Namun dia sendiri mengkritisi kebijakan pemerintah yang sejauh ini masih cukup rumit dalam penyaluran dana FLPP, sehingga banyak bank yang tidak mau ikut menyalurkan KPR subsidi.

“Karena mekanisme yang kompleks dan rumit hingga tersendatnya pencairan dana dari pemerintah. Selain itu, dengan nilai kredit yang relatif sangat kecil membuat bank harus melakukan effort lebih dibandingkan penyaluran kredit untuk segmen menengah ke atas yang lebih menguntungkan,” jelas dia.

Direktur Utama Bank BTN Maryono menambahkan, BTN siap membuka ruang untuk menyalurkan dana FLPP pada tahun 2018. Itu untuk mendukung pencapaian target program nasional yang diinisiasi Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mengingat masih ada sekitar 11,4 juta lebih masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah.

“Kami berharap pada tahun 2018 perseroan diizinkan kembali oleh Kementerian PUPR untuk menyalurkan KPR FLPP. Saat ini perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk lebih dari 1,61 juta unit rumah sejak menjadi agen program satu juta rumah hingga November 2017,” kata dia.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka