Jakarta, Aktual.com – Masih tingginya kekurangan akan ketersediaan rumah di Indonesia atau backlog yang makin tinggi, maka pihak perbankan mestinya harus bisa menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sejauh ini angka backlog hingga kuartal III-2017 masih mencapai 13,8 juta unit. Hal ini harus bisa ditutupi oleh pengembang dengan program satu juta rumahnya.
Menurut pengamat properti dari Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda bahwa 2018 nanti harus banyak bank-bank untuk membuka ruang untuk kembali menyalurkan dana FLPP itu.
“Komitmen bank harus jelas terhadap FLPP untuk bisa menjadi penyedia rumah rakyat. Makanya, para pengembang perumahan sederhana pun tidak perlu khawatir lagi dengan keberlangsungan pembiayaan perumahan, karena akan menambah besar porsi penyerapan kredit rumah ke depannya,” kata Ali di Jakarta, Selasa (26/12).
Dia menambahkan, berdasar data IPW merekam sebanyak 33 bank lain selain Bank BTN sebagai penyalur FLPP hanya mengambil porsi sebesar 12,3% dari total dana pemerintah tersebut.
“Justru yang jadi pemegang tertinggi itu tetap secara total bank BUMN itu masih memegang porsi terbesar yakni 87,7% dari penyaluran FLPP. Dengan dilanjutkannya program FLPP ini diharapkan angka backlog berkurang,” kata dia.
Dia menegaskan, jika bank-bank besar tak terlibat dalam FLPP ini, akan membuat penyerapan FLPP akan terus merosot. Data November 2017 mencatat penyaluran FLPP baru mencapai 43,06% dari target atau hanya sebanyak 17.227 unit.
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Eka