Jakarta, Aktual.com – Bandara Internasional Bali Utara disebut akan dibangun di atas wilayah perairan laut. Rencana ini diklaim oleh pemegang proyek, PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panja Sakti dalam sebuah forum diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (22/2).

Jika rencana ini terealisasi, artinya bandara ini akan menjadi bandara pertama di Indonesia yang dibangun di atas laut.

Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, I Made Mangku mengatakan, pembangunan bandara di kawasan utara pulau dewata ini sangat penting mengingat sudah padatnya Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Ia pun menyatakan, telah mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan daerah Buleleng sebagai lokasi Bandara.

Tidak hanya itu, dengan adanya tambahan fasilitas infrastruktur transportasi di Buleleng ini, akan menciptakan keseimbangan ekonomi antara Bali Utara dengan Bali Selatan.

“Karena selama ini ekonomi condong ke selatan. Jadi Bandara Bali Utara ini bisa menjadi sumber pengggerak ekonomi baru di Bali Utara,” jelasnya.

Made menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan Bandara Bali Utara itu tidak bisa dibangun di wilayah daratan Buleleng. Menurutnya, terdapat 33 pura dan 21 situs sejarah di Buleleng yang tidak mungkin dihilangkan begitu saja.

Selain itu, Made pun mengklaim telah menyiapkan program peningkatan nilai tambah bagi nelayan yang selama ini melaut di perairan yang menjadi lokasi pembangunan bandara.

“Di sana juga ada jalan raya yang menjadi akses masyarakat sekitar, sawah yang subur, dan juga pemukiman penduduk. Makanya kita desain offshore atau di atas laut,” kata Made.

Pembangunan di atas laut ini disebut Made memiliki beberapa keuntungan. Selain membuka lapangan kerja, pembangunan bandara ini pun diklaim tidak memakan banyak biaya untuk pembebasan lahannya.

Lebih lanjut, bandara ini nantinya memiliki teknologi penyulingan air laut menjadi air bersih layak konsumsi. Teknologi ini selain untuk memenuhi kebutuhan bandara, juga akan didistribusikan ke para nelayan dan penduduk sekitar.

Bahkan, limbah penyulingan bandara ini nantinya juga disalurkan ke petani garam.

“Di sini potensi garamnya luar biasa, dan memiliki kualitas garam yang baik. Jadi ini mampu meningkatkan nilai tambah juga bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sebagai informasi, rencana pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara ini telah mendapat rekomendasi dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Gubernur Bali I Made Pastika.

Di tempat yang sama, Gubernur Bali Made Pastika mengaku telah bertemu dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya untuk membahas penetapan lokasi bandara ini.

Rencana pembangunan bandara di atas laut ini sendiri memang masih terhambat oleh belum keluarnya penetapan lokasi oleh Kementerian Perhubungan.

“Permintaan kami kepada Menhub untuk segera menurunkan penetapan lokasi di laut atau tepi pantai agar pembangunan bisa segera dimulai,” ujar Made Pastika.

Disebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah mengeluarkan rekomendasi persetujuan untuk rencana lokasi bandara, sesuai dengan Pasal 29 ayat 5 Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2014 tentang RT/RW Provinsi Bali, serta Peraturan Gubenur (Pergub) Bali Nomor 6 Tahun 2014 tentang Sistem Transportasi Nasional pada Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Bali.

 

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: