“Untuk mengubah lahan garam menjadi tambak ikan dan udang berarti harus ada penggalian sedikit lebih dalam, sehingga saya membayar pekerja untuk membuat tambak itu. Tetapi tidak apa-apa, anggap saja sedekah,” katanya.

Husni bukan satu-satunya petambak ikan yang rugi akibat banjir rob tersebut karena dari total luasan lahan sekitar enam hektare, lahannya hanya sekitar dua hektare saja dan sisanya dimiliki warga lain yang juga menebar benih ikan bandeng dan udang.

“Saya mendapat kabar petambak lain seperti Suparyono juga menebar 25.000 bandeng dan 30.000 udang vaname di sana juga ludes dibawa air ke laut akibat banjir rob,” ujarnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya telah merilis fenomena banjir rob melalui peringatan dini yang berlaku bagi pesisir Sidoarjo, Surabaya Utara, Surabaya Timur, sebagian besar pesisir utara Jawa Timur, sebelah selatan Selat Madura dan sekitarnya.

Diperkirakan pasang air laut tersebut bisa mencapai ketinggian 140-150 centimeter pada pukul 22.00-24.00 WIB pada 3-5 Desember 2017.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara