Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) untuk kali kedua menahan laju suku bunga BI sejak awal tahun ini menjadi tetap 6,75 persen atau setara dengan suku bunga operasi moneter tenor 12 bulan.
Dengan kondisi ini, maka struktur suku bunga lainnya juga tetap sama. Di mana untuk deposit facility sebesar 4,75 persen dan lending facility sebesar 7,25 persen. “Kebijakan ini berlaku mulai Jumat (20/5) besok,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/5).
Dengan ditahannya BI Rate, maka BI juga tetap menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,5 persen.
Dengan demikian, dia menambahkan, struktur suku bunga atau term structure operasi moneter BI masing-masing sebesar 5,5 persen (7-day); 5,6 persen (dua minggu); 5,8 persen (satu bulan); 6,2 persen (tiga bulan); 6,45 persen (enam bulan); 6,6 persen (sembilan bulan) dan sebesar 6,75 persen (12 bulan).
Kendati BI sendiri melihat indikator-indikator makro ekonomi di kuartal I-2016 cukup baik, namun dengan kondisi di perekonomian global yang juga mulai mengkhawatirkan, maka BI mengkoreksi pergumbuhan ekonomi tahun ini.
“Semula kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan mencapai 5,2-5,6 persen. Tapi saat ini kami koreksi menjadi 5,0-5,4 persen,” jelas Agus.
Menurut Agus, dalam rapat Dewan Gubernur itu, pihaknya melibat pertumbuhan ekonomi di dunia mulai kembali lebih melemah. Sehingga inbasnya akan terdampak pada negara berkembang seperti Indonesia.
“Apalagi harga komoditi andalan Indonesia juga masih menunjukkan harga yang rendah. Dan harga minyak dunia juga kami perkirakan masih akan rendah, sehingga kami memutuskan untuk mengoreksi pertumbuhan ekonomi,” ujar Agus Marto.
Namun begitu, BI bisa saja memproyeksikan pertumbuhan akan lebih baik jika ada dua hal yang lakukan pemerintah dapat terwujud.
“Pertama, terkait pembahasan RUU Tax Amnesty dan RUU APBNP 2016,” kata dia.
Selain itu, kata dia, BI juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan dan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan