Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) berjalan keluar seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo membahas kebijakan untuk mengatasi penurunan ekonomi Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8). Presiden Joko Widodo memerintahkan menteri-menteri bidang ekonomi untuk menyiapkan paket kebijakan besar untuk menanggulangi ketidakstabilan ekonomi, diantaranya menyangkut sektor riil, keuangan, deregulasi dan tax holiday, untuk memperlancar kegiatan ekonomi serta mendorong masuknya valuta asing. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Dalam pengambilan kebijakan sudah seharusnya pemerintah menggunakan landasan data yang akurat untuk memutuskan kebijakan yang tepat terhadap persoalan hajat hidup rakyat.

Namun Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas T Lembong mengaku kesulitan dalam menjalani roda pemerintahan dengan kondisi persoalan data yang tidak beres.

(Berita sebelumnya: Harga BBM Turun Tapi Sembako Naik, Mendag Akui Bingung…)

“Data yang nggak beres membuat kita bingung dalam membuat kebijakan, data yang gak beres simpang siur,” ungkap Thomas, dalam pembukaan rapat kerja Kemendag, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (27/1).

Namun dia mengaku tetap berpikir positif dalam mengahadapi data yang simpang siur, menurutnya perihal tersebut dijadikan momentum untuk pembenahan.

“Saya ngak terlalu sedih data berantakan, ambil positifnya, kita akui secara jujur dan muli membenahi ” tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama dia juga menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan sedang gencar mendorong para pelaku usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi pertumbuhan bisnis dengan memaksimalkan pemanfaatan media digital yang menyesuaikan tren dunia abad 21

Sejauh ini dirinya mengaku telah banyak melakukan deregulasi yang bertujuan untuk efisiensi dan modernisasi praktek perdagangan yang sesuai tuntutan zaman.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan