Jakarta, Aktual.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menginginkan sosok yang mengisi posisi direktur utama definitif Pertamina segera ditetapkan dan tidak hanya sekadar pelaksana tugas sementara karena banyak proyek strategis negara yang perlu dilakukan.
“Lebih cepat lebih baik segera ada bos baru. Jangan kelamaan, agar hal-hal strategis yang harus diputus oleh pimpinan perusahaan yang definitif tidak tertunda,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Kawasan Timur Indonesia Andi Rukman Karumpa, Selasa (14/2).
Hal itu, ujar dia, karena Pertamina banyak diberikan tugas negara seperti membangun proyek infrastruktur minyak dan gas serta menjalankan “public service obligation” (PSO) termasuk di kawasan timur.
Andi mengingatkan bahwa Pertamina juga tengah menjalankan PSO kebijakan satu harga Bahan Bakar Minyak di Papua.
Bahkan, pemerintah tengah membahas untuk menambah 44 proyek strategis nasional (PSN) baru dengan nilai mencapai Rp1.098 triliun.
Dengan tambahan ini, lanjutnya, jumlah proyek yang masuk dalam PSN mencapai 231 proyek senilai Rp3.838 triliun.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina (Persero) telah memutusan memberhentikan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang dari jabatannya.
Kemudian, pemegang saham menunjuk Yenni Andayani sebagai Pelaksana Tugas Sementara (Plt) Direktur Utama Pertamina. Yenni saat ini juga menjabat Direktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina.
Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan tokoh yang akan mengisi jabatan sebagai direktur utama PT Pertamina (Persero) harus merupakan orang yang berkompeten untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
“Apakah dari dalam atau luar, kita lihat saja nanti kalau memenuhi kriteria itu. Saya pikir yang berkompeten,” kata Luhut saat ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2).
Menurut Luhut, calon dirut perusahaan minyak negara itu harus berkemampuan untuk dapat membuat Pertamina lebih efisien dan dapat menggenjot produktivitas.
Sementara itu, PT Pertamina mencatatkan laba bersih tertinggi yang pernah dicapai sejak berdirinya perseroan ini, yakni 3,14 miliar dolar AS sebelum diaudit dibandingkan laba bersih pada 2015 yang hanya menyentuh 1,42 miliar dolar AS.
“Ini laba tertinggi yang pernah dicapai Pertamina selama perseroan berdiri. Kinerja itu bisa dicapai bahkan pada saat harga minyak dunia turun,” kata Wakil Presiden Komunikasi Korporasi Wianda Pusponegoro pada paparan kinerja Pertamina di Jakarta, Senin (13/2).
Wianda menjelaskan perhitungan sementara laba bersih jauh melampaui kinerja dua tahun sebelumnya, yakni 1,45 miliar dolar pada 2014 dan 1,42 miliar dolar AS pada 2015.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan