Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini masih terus mengalami pelemahan. Hal ini terjadi, karena nyaris tak ada sentimen positif baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Mengutip Bloomberg, laju rupiah dibuka di posisi Rp13.308. Atau melemah cukup dalam dari sesi penutupan kemarin di level Rp13.292. Alias terdepresiasi sebanyak 16 poin. Hingga pukul 09.00 WIB pun, rupiah masih berada di zona merah.
Menurut analis pasar uang dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kondisi pelemahan ini tidak berbeda dengan sebelumnya, dimana kondisi sentimen yang ada membuat laju rupiah rentan terhadap sentimen negatif.
Kali ini, kata dia, adanya pernyataan dari Gubernur Perwakilan The Fed New York, Bill Dudley, yang menyebut bahwa inflasi AS akan diharapkan naik seiring peningkatan pendapatan pekerja karena membaiknya data-data pekerjaan AS telah membuat laju USD menguat.
“Sehingga hal itu membuat pergerakan JPY (yen), GBP (poundsterling), dan EUR (euro) yang melemah. Ditambah tak adanya sentimen internal yang positif turut berimbas pada berbalik melemahnya laju rupiah,” jelas Reza di Jakarta, Rabu (21/6).
Dia menegaskan, dengan masih minimnya sentimen positif baik global maupun domestik dapat membuat nilai tukar rupiah kembali rentan. Sehingga pelemahan rupiah dimungkinkan dapat terus terjadi.
“Namun demikian, diharapkan pelemahan tersebut dapat lebih terbatas, sehingga tidak membuat laju rupiah melemah lebih dalam. Cermati dan waspada berbagai sentiment yang dapat membuka peluang pelemahan lanjutan dari rupiah,” jelas dia.
Diperkirakan sepanjang hari ini, untuk support rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.313. “Sedang untuk level resisten rupiah akan berada di posisi Rp13.294,” kata dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid