Nelayan memindahkan hasil tangkapan ikan di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (25/4/2016). Dampak proyek reklamasi pulau G milik PT Muara Wisesa Samudra ini menyebabkan nelayan sulit mencari ikan di kawasan Muara Angke membuat hasil tangkapan nelayan menurun hingga 80%.

Kendari, Aktual.com – Berbeda dengan Pemprov DKI Jakarta yang justru ‘mematikan’ sektor perikanan di Teluk Jakarta, Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara justu mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kendari mewajibkan seluruh hasil produksi perikanan di Sultra harus mampir dulu di kota itu sebelum diekspor.

“Ini merupakan peluang untuk mengembangkan ekonomi kreatif perikanan,” kata kepala Dinas kelautan dan Perikanan Kendari, Agus Salim Safrullah di Kendari, Minggu (8/5).

Kata dia, pengembangan ekonomi kreatif itu sekaligus mendukung peningkatan konsumsi ikan dan mendorong peningkatan kesejahteraan warga di wilayah itu.

“Dengan adanya program tersebut, diharapkan mampu memberi nilai tambah dan peningkatan konsumsi ikan bagi masyarakat,” katanya.

Menurut dia, banyak produk hasil ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan oleh warga dalam berbagai jenis penganan ikan yang intinya secara tidak langsung akan mendorong tingkat konsumsi ikan.

Selain itu kata dia, program itu juga diharapkan dapat meningkatkan produksi olahan makanan yang berasal dari ikan.

“Dengan mengkonsumsi ikan derajat kesehatan anak-anak dan masyarakat umumnya akan meningkat,” kata dia.

Bandingkan dengan DKI Jakarta, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam sebuah kesempatan malah mengatakan kalau teluk Jakarta sudah tidak menghasilkan ikan. Bahkan nelayan Teluk Jakarta dianggapnya sudah tidak ada alias palsu.

Tentu saja pernyataan Ahok ini terkait pembelaan dia ke pengembang atas proyek reklamasi Teluk Jakarta. Lucunya, proyek menguruk laut di pesisir Teluk Jakarta ini malah diklaim untuk memperbaiki kondisi laut yang sudah tercemar.

Artikel ini ditulis oleh: