Jakarta, Aktual.com — Direktur Penilaian Perusahaan PT BEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa sebagian BUMN sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Namun, ketika sebagian saham BUMN yang sudah initial public offering (IPO) dimiliki publik, termasuk sahamnya dibeli oleh Perusahaan asing, pemerintah tetap memiliki kekuasaan penuh terhadap BUMN tersebut.
“Initial public offering (IPO) tidak sampai mengubah kontrol BUMN ke asing. Karena tetap saja kontrol ada di tangan pemerintah sebagai pemegang saham pengendali,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (19/2).
Menurutnya, BUMN yang telah melantai di bursa saham, kinerjanya terus dipantau tidak hanya oleh BEI tapi juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) termasuk masyarakat yang memiliki saham di perusahaan BUMN tersebut, sehingga lebih transparan pengelolaan perusahaannya.
“Dengan adanya tambahan pemegang saham, akan membawa manfaat tambahan berupa profesionalisme pengelolaan BUMN,” katanya.
Dengan transparannya pengelolaan perusahaan BUMN yang melantai di bursa saham, hal ini dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum atau korupsi ditubuh BUMN tersebut.
Seperti diungkapkan mantan Seketaris Kementerian BUMN, Said Didu. Menurutnya keterbukaan kinerja tersebut seharusnya jangan menjadi sebuah ketakutan bagi BUMN yang ingin melantai di bursa. Keterbukaan tersebut seharusnya menjadi sebuah keuntungan.
“Ya jelas, karena ini kinerjanya diawasi publik, laporan-laporan kinerjanya kan bisa harus dipublikasikan baik di media masa atau website BEI, ini bisa mengantisipasi tindak korupsi juga,” kata Said.
Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menambahkan, BUMN yang telah melantai di bursa hampir bisa dipastikan kondisi perusahaannya lebih sehat.
“Karyawannya juga lebih profesional, mereka semangat kerjanya bertambah, karena perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang lebih baik, agar meyakinkan investor,” terangnya.
Senada, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menambahkan, BUMN yang IPO tentunya memiliki bisnis yang bagus dan sehat. Apalagi juga dimiliki oleh pemerintah.
“Kepercayaan itu besar apalagi milik pemerintah. Dengan privatisasi juga membantu pasar modal Indonesia. Investor lama senang dan menjaring investor baru. Karena bila saham BUMN dilepas ke publik maka investor baru juga ingin masuk,” ujar Tito.
Karena itu, ia mengharapkan pemerintah dapat mendorong BUMN melepas saham ke publik setiap tahun. Selain itu, ada juga diberikan insentif kepada BUMN yang ingin melepas sahamnya ke publik.
“Kalau di luar negeri BUMN yang melepas saham ke publik maka ada program khusus untuk dana pensiun dengan diberikan voucher atau diskon,” kata Tito.
Dari data Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), beberapa BUMN yang sahamnya dimiliki perusahaan asing diantaranya :
- Bank BRI 38,59%
2. Semen Indonesia 38,22%
3. Telkom 38,35%
4. PGN 35,26%
5. Bank Mandiri 31,88%
6. Bank BNI 29,15%
7. Bank BTN 25,49%
8. Jasa Marga 14,51%
9. Bukit Asam 13,76%
10. Wijaya Karya 11,14%
11. Adhi Karya 10,40%
Artikel ini ditulis oleh:
Eka