Moskow, Aktual.com – Belarus mengatakan pihaknya akan membalas setelah Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap puluhan individu dan entitas di negaranya.
Belarus mengeluh bahwa ekonominya menghadapi tekanan dari luar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sanksi-sanksi baru itu bertujuan menekan pemimpin Belarus Alexander Lukashenko, yang dituduh oleh pemerintah negara-negara Barat mencurangi pemilihan presiden.
Lukashenko juga dituding memerintahkan penumpasan besar-besaran terhadap oposisi dan mendorong para migran Timur Tengah ke perbatasan dengan Polandia.
Dia menyangkal tuduhan-tuduhan itu.
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa semua langkah anti Belarus yang tidak bersahabat akan dibalas dengan tanggapan yang tepat. Termasuk putaran baru sanksi-sanksi itu,” kata Kementerian Luar Negeri Belarus dalam sebuah pernyataan, Jumat (3/12).
Kemlu juga menyerukan negara-negara Barat untuk berdialog.
“Ekonomi kami berada di bawah tekanan eksternal pada skala dan kedalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Lukashenko seperti dikutip kantor berita Belarus, Belta. “Retorika agresif terus dijalankan.”
Lukashenko mengatakan Belarus telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen tahun lalu, dan Bank Dunia memperkirakannya akan tumbuh sebesar 1,2 persen pada 2021, menurut proyeksi Oktober.
Otoritas Belarus perlu memastikan bahwa inflasi turun menjadi enam persen pada 2022, kata Lukashenko, turun dari 10,5 persen pada 1 November.
“Kami berencana memiliki inflasi satu digit pada enam persen pada 2022,” katanya.
Saham produsen kalium global naik pada Kamis (2/12) setelah sanksi dijatuhkan terhadap Belarus Potash Company (BPC), yang merupakan cabang pengekspor produsen kalium negara Belarus, Belaruskali, dan penghasil mata uang asing utama bagi pemerintah negara itu.
Setelah sanksi dijatuhkan, BPC mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya akan bekerja sesuai hukum yang ada, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. (Reuters)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin