Ratusan mahasiswa dari BEM SI terlibat aksi saling dorong dengan Aparat Polisi di Jalan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017). Dalam aksi dorong-dorongan dengan petugas Kepolisian, BEM SI mendesak untuk bisa aksi di depan Istana Merdeka. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Beberapa perwakilan mahasiswa asal Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), mengaku telah diusir dari Istana Negara Jakarta. Pengusiran ini dilakukan setelah belasan mahasiswa ini mengajukan diri untuk berdialog dengan pihak Istana.

Koordinator Pusat (Korpus) BEM SI Wildan Wahyu Nugroho, menyatakan bahwa ia dan beberapa perwakilan lainnya mengaku telah mendapat perlakuan yang tidak terhormat dari pihak Istana.

“Rezim Jokowi (Presiden Joko Widodo) adalah rezim yang anti demokratis. Kami justru diusir, bahkan sampai diangkat-angkat,” ujar Wildan dalam orasinya.

Kendati demikian, pengusiran ini tidak membuatnya menyerah dan putus asa. Wildan menegaskan bahwa BEM SI akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat.

“Perjuangan belum berakhir, kita akan terus berjuang, baik lewat jalur formal maupun jalur non formal,” tegas mahasiswa asal Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) ini.

Beberapa perwakilan dari BEM SI ini memasuki kawasan Istana Negara untuk melakukan dialog pada sekitar pukul 16.45 WIB. Keberangkatan mereka merupakan inisiatif dari pihak kepolisian.

Setelah orasi yang dilakukan Wildan, peserta aksi pun berangsur membubarkan diri pada sekitar pukul 18.55 WIB.

Seperti yang diketahui, bersama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), BEM SI mengadakan unjuk rasa bertajuk Tugu Rakyat. Unjuk rasa diadakan dalam rangka memperingati Hari kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei lalu.

Ratusan orang asal dua organisasi tersebut menuntut tujuh gugatan kepada pemerintah, termasuk di antaranya adalah menurunkan tarif dasar listrik dan penurunan harga BBM bersubsidi.

 

Laporan Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: