Kunjungan mantan Presiden AS Barrack Obama ke Indonesia kali ini mengundang aneka spekulasi. (ilustrasi/aktual.com)

Benarkah Uranium Jadi Pertaruhan Freeport McMoran di Papua Sehingga Mengutus Obama Sebagai Broker Tingkat Tinggi?

Kunjungan mantan Presiden AS Barrack Obama ke Indonesia kali ini mengundang aneka spekulasi.

Resminya sih Obama jadi pembicara kunci di Kongres Diaspora Internasional yang diselenggarakan Dino Pati Djalal, Tidak resminya, jadi broker tingkat tinggi Freeport ke Indonesia, Persis seperti Bill Clinton jadi broker Chevron ke Senegal. Benarkah sebuah perusahaan tambang Cina Zijin Mining Group Company Limited siap ambil alih Freeport dari Amerika Serikat?

Jika informasi ini benar, sangat masuk akal jika Obama diterjunkan sebagai broker tingkat tinggi, untuk mematahkan manuver Cina. Melalui  the Operation Pulang Kampung.

Beredarnya kabar mengenai kemungkinan perusahaan Cina mengambil-alih kepemilikan PT Freeport Indonesia dari tangan Freeport McMoran Amerika Serikat nampaknya semakin beralasan setelah Freport McMoran menjual saham mayoritasnya di tambang perunggu Tenke Fungurume di Republik Demokratik Kongo kepada Molybdenum Tiongkok senilai 2,65 miliar dolar Amerika (sekitar Rp35,35 triliun).

Selain itu, Barrick Gold milik Aaron Regent yang juga tangan kanan Li Khai Shing dan Tambang di Tenke Fungurume di Republik Demokratik Kongo oleh Molybdenum Tiongkok, juga telah membeli saham kepemilikan Freeport beroperasi di Chili.

Alhasil, merebaknya kabar bahwa sebuah konsorsium Cina akan membeli kepemilikan saham PT Freeport Indonesia menjadi semakin dipercaya kebenarannya, dan tidak boleh dianggap enteng. Pada Februari 2017 lalu, Jaringan Pro Demokrasi sempat menaruh kekhawatiran terhadap kemungkinan Freeport Indonesia diambil-alih oleh perusahaan Cina.

Kekhwatiran Jaringan Pro Demokrasi jika Cina berhasil merebut kepemilikan saham Freeport, Cina kemungkinan akan membawa para pekerjanya dari negeri Cina untuk mengisi seluruh struktur manajemen Freeport di semua tingkatan, mulai dari manajemen tingkat atas hingga menengah serta bawah.

Yang jelas, Freeport mengeruk keuntungan besar-besaran dari pertambangan di Indonesia, khususnya Papua. Para aparat intelijen ekonomi Cina pasti mengetahui bahwa Pertambangan Indonesia benar-benar tambang emas bagi Freeport. Betapa Indonesia telah menyumbang sebesar 93,6 % penjualan emas Freeport selama ini. Dengan kata lain, Indonesia merupakan pertambangan emas terbesar bagi Freeport McMoran.

Pertambangan di Indonesia telah memberi sumbangan terhadap cadangan tembega sebesar 29 miliar lbs atau sebesar 28% dari total cadangan tembaga Freeport sebesar 103.5 miliar lbs di seluruh dunia. Namun Indonesia menyumbangkan sebesar Au 28.2 juta ozs atau mencapai 98,9% dari cadangan emas Freeport di seluruh dunia sebesar Au 28,5 juta ozs.

Dengan makna lain, pertambangan Indonesia memang benar-benar merupakan tambang emas bagi Freeport. Nampaknya, fakta-fakta tersebut sudah berada dalam radar pengawasan dan pengkajian dari Zijin Mining Group Company Limited. Jika perusahaan Cina, yang tentunya juga atas persetujuan dan dukungan dari Konsorsium Cina, memang benar-benar serius merebut kepemilikan Freeport Indonesia dari tangan Freeport McMoran Amerika Serikat.

Namun, benarkah Freeport hanya sekadar menambang emas? Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun tim riset Aktual, berdasarkan riset dan penelitian yang dilakukan perusahaan bernama Gladian mengenai Gunung Es Jaya Wijaya ternyata

GUNUNG ES MURNI MENGANDUNG MAS MURNI YANG TIDAK TERNILAI.

Jadi rupanya, disamping hasil tambang yang sesuai dengan kontrak, mereka menggali URANIUM. AMERIKA TERTARIK AKAN URANIUM NYA. AS tahu persis  bahwa dengan adanya Uranium di area Freeport, hal itu bisa digunakan untuk membuat Nuklir. Berdasarkan riset dan penelitian perusahaan Gladian tersebut, maka yang disasar Freeport McMoran justru Uraniumnya, dan bukan emasnya.

Celakanya, PT Freeport Indonesia tidak punya akses untuk mengetahui data hasil penambangan yang sesungguhnya, Dan berapa dana yang yang didapat dari hasil penjualannya. Freeport McMoran lah yang mengetahui persis data hasil penambangan yang sesungguhnya. Berapa kadar tembaga dan berapa perak serta berapa uranium dan lain sebagainya.

Padahal berdasarkan kontrak, Padahal kontrak sesungguhnya adalah Tembaga , bukan Uranium atau lain-nya.  Uranium inilah yang dicecar Amerika untuk buat Nuklir. Karena Indonesia mempunyai kualitas Uranium yang terbaik. Selain fakta bahwa hasil tambang di Grasberg juga ada kandungan emas-nya.

Mengapa pemerintah Indonesia tidak tahu adanya kandungan Uranium di area Freeport? Berdasarkan penelitian dan riset perusahaan Gladian dari Udara untuk foto Gunung Es Jaya Wijaya, kemudian dilakukan  pemotretan udara dengan sistim 3 dimensi. Alasan nya hanya gunung es.

Namun sesungguhnya adalah untuk meneliti kandungan di Tembagapura tentang Uranium-nya. Foto tersebut menyatakan gunung es murni EMAS YANG TIDAK AKAN HABIS. KADAR EMASNYA LUAR BIASA. KARENA 3 DIMENSI MAKA DISEKITAR GUNUNG ES MERUPAKAN URANIUM. Hal ini ternyata disembunyikan.

Pertanyaannya mengapa pemerintah Indonesia sampai tidak tahu-menahu ihwal adanya kandungan uranium di area Freeport?

Nampaknya hal itu bermula ketika Freeport dibagi dua, menyusul adanya keinginan pemerintah Indonesia untuk masuk bursa saham.

Maka, untuk bursa saham tetap bernama PT Freeport Indonesia, dan untuk hasil penelitian tambang adalah Freeport Mc Moran. Sialnya, dalam pembagian dua pintu itu, Tenaga kerja Indonesia tidak dilibatkan dalam ruang Geologi dan penelitian hasil Tambang.

Sehingga hanya Freeport McMoran lah yang tahu persis ihwal prosentase hasil tambang. Berapa persen Tembaga, berapa persen perak dan berapa persen uranium dan lain sebagainya.

Disinilah yang kita tidak punya akses informasi untuk tahu.  Setelah penelitian, hasil tambang dijual ke 22 negara yang ditawarkan Freeport.

Kapal kapal 22 negara menunggu di pelabuhan Portsaid. Dan Kemudian hasil tambang disalurkan melalui pipa raksasa. Disinilah masalah jadi runyam sebab  Indonesia sebagai pemilik tidak mengetahui sesungguhnya hasil tambang.

Jika konstruksi cerita tadi memang faktual adanya, maka bisa dipastikan Uranium lah yang sedang dipertaruhkan Freeport McMoran sehingga menerjunkan Obama sebagai Broker Tingkat Tinggi untuk mencegah negara lain ambil alih kepemilikan saham mayoritas PT Freeport Indonesia. Sehingga perpanjangan kontrak bisa dilanjutkan pada 2021 mendatang.

Hendrajit