ilustrasi bencana alam

Jakarta, Aktual.com – Bencana alam berdampak terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin di daerah yang terdampak bencana tersebut karena terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi saat terjadi bencana alam seperti pascagempa bumi di Sulawesi Tengah terjadi inflasi 6,63%,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei di Jakarta, Rabu (19/12).

Willem mengutip data dari Bappenas menyebutkan, sebelum terjadi gempa di Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonomi mencapai 6,24%. Kondisi setelah terjadi gempa dan tsunami pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut menjadi 1,75% atau menurun 4,49%.

Sedangkan tingkat inflasi di Sulawesi Tengah sebelum bencana 3,65% namun terjadi inflasi 6,63% atau mencapai 10,28% setelah terjadi gempa bumi disusul tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018.

Akibat bencana alam tersebut juga meningkatkan jumlah penduduk miskin baru sebesar 18.400 jiwa sehingga tingkat kemiskinan Sulawesi Tengah pada 2018 meningkat menjadi 14,42% atau mencakup sebesar 438.610 jiwa.

Seiring dengan perbaikan ekonomi setelah pemulihan secara perlahan kemiskinan di Sulawesi Tengah dapat menurun kembali on track yang diperkirakan membutuhkan waktu tiga tahun kedepan.

Gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah memberikan dampak besar 3.397 orang meninggal dunia, 4.426 orang luka-luka, 221.450 orang mengungsi dan terdampak serta 69.139 unit rumah rusak berat.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan