Bentrokan meletus setelah penangkapan. Kerumunan massa ricuh, menewaskan dua tentara. Seorang korban lagi tewas dan belum diketahui penyebabnya, kata pemerintah dalam pernyataan. Sekitar 20 orang lagi menderita luka, tambahnya.
Kematian tersebut menghidupkan kembali sebuah gerakan unjuk rasa massal melawan Presiden Faure Gnassingbe, yang menggantikan almarhum ayahnya Gnassingbe Eyadema pada 2005.
Para pengunjuk rasa menyerukan agar dirinya mengundurkan diri. Dalam upaya untuk mengekang aksi unjuk rasa, pemerintah telah melarang kegiatan pawai dan unjuk rasa massa di hari kerja.
Namun para pemuda pengunjuk rasa di Be, sebuah lingkungan kelas pekerja di Lome timur, melanggar larangan tersebut pada Rabu. Mereka mendirikan tembok barisian dengan menggunakan batu bata dan membakar ban, serta melempar batu ke arah pasukan keamanan, yang mencoba menghalau pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata.
“Ini kubu terakhir kami,” teriak seorang pengunjuk rasa, Ayi Koffi.