Jakarta, Aktual.com — “Kalau ingin makan, atau minum lain lagi bahasanya, hanya Kakek saja yang paham, ini bahasa hati,” ungkap Toton (80) di kediamannya Dusun Karang Petir, RT 01 RW 02, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, baru-baru ini.

Pernyataan tersebut diungkap Toton saat menjelaskan, bagaimana ia berkomunikasi dengan cucunya, Syifa (18) yang mengalami kondisi yang memprihatinkan.

Meski kini usianya sudah remaja, Syifa hanya bisa tergeletak tak berdaya. Tubuhnya nyaris seperti tengkorak, hanya tinggal tulang berbalut kulit, kodisinya sangat kurus dan tidak bisa melakukan apa-apa. Syfia menderita gizi buruk.

Di usianya yang seharusnya memasuki masa produktif itu, jangankan untuk makan dan minum, berkata atau pun tertawa gembira layaknya anak muda lainnya tak bisa dilakukan Syifa, bahkan untuk komunikasi ia hanya bisa meringkih mengeluarkan teriakan yang tertahan, Hanya Toton yang mengerti bahasa isyaratnya itu.

Meski dalam kondisi yang sangat memilukan, Toton tetap bersabar bertahan merawat cucu satu-satunya itu. Ia persiapkan semua kebutuhan sehari-hari Syifa seorang diri, hal ini Ia lakukan semenjak ayah Syifa meninggal dalam tragedi kecelakaan mobil saat Syifa berusia 5 bulan.

“Syifa sejak usia 5 bulan sudah ditinggal meninggal ayahnya, terus diserahkan ke saya oleh ibunya pada usia 8 bulan, ibunya tidak mau mengurusi Syifa,” kata Toton yang pernah menjadi tentara di masa Presiden Soekarno dengan pangkat terakhir Prada itu.

Toton menuturkan, bahwa selama hampir 17 tahun tidak ada bantuan yang ia terima untuk Syifa. Namun demikian, Toton yang sehari-harinya menjadi buruh tani itu bertekad mengurus cucu kesayanganya meskipun seorang diri. Dengan penuh kasih sayang, walaupun tiap hari Toton meski menyuapi nasi dengan lauk sekedarnya.

“Pernah saya kasih dia nasi sama garam saja, karena kondisi saya yang serba kekurangan ,meskipun saya mantan tentara, tapi kan saya gak punya pensiunan,” ujarnya.

Sejak berita Syifa tersebar di media massa, kata Toton, banyak orang yang berdatangan dan bersimpati memberikaan bantuan.

“Sekarang Alhamdulillah banyak makanan, semenjak kondisi cucu saya diberitakan di Koran, mereka banyak yang datang ke rumah,” ungkapnya.

Saat Tim RDK LKC Dompet Dhuafa berkunjung ke rumahnya, berdasarkan informasi yang didapat, tidak sedikit yang sudah berkunjung memberikan bantuan untuk Syifa. Termasuk mendapatkan bantuan rujukan di RSUD Pangandaran dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Tim RDK LKC Dompet Dhuafa pun menawarkan pelayanan perawatan lanjutan untuk Syifa, namun sayangnya tawaran tersebut belum mendapat sambutan dari Toton dengan alasan kondisi kesehatan dirinya yang masih terganggu.

Artikel ini ditulis oleh: