Anak buah kapal (ABK) KN 4802 Singa Laut menahan sejumlah tersangka penyelundup saat simulasi di perairan Selat Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (8/12). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari manuver lapangan pada latihan bersama (latma) yang melibatkan Bakamla Zona Maritim Tengah, Polair Polda Sulut, BNN dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), dalam penanganan penyelundupan narkoba dan material berbahaya melalui jalur laut. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Gerakan Nasional Anti Narkotika Sumateta Utara meminta pemerintah dan polri memberdayakan masyarakat pesisir untuk mencegah penyeludupan narkotika dari luar negeri yang masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

“Selama ini masuknya narkotika tersebut melalui jalur laut, dan sulit dipantau petugas keamanan,” kata Ketua DPD Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) Sumatera Utara, Hamdani Harahap, di Medan, Minggu.

Pengamanan wilayah laut pesisir pantai, menurut dia, harus diperkuat sehingga para gembong narkoba tersebut tidak bisa lagi memasukkan barang haram itu ke Indonesia.

Hamdani menyebutkan, pemberdayaan warga dan nelayan kecil itu, perlu dilakukan Badan Narkortika Nasional, dan Kepolisian Indonesia, karena yang mengetahui secara luas kondisi laut dan pantai adalah masyarakat setempat. Pangkalan TNI AL juga punya peran pembinaan kawasan pesisir.

Lokasi tempat penyimpanan narkoba di pesisir dapat diketahui sehingga kepolisian dan BNN dengan mudah menggerebek gembong narkotika itu.

“Peranan warga yang tinggal di pantai perairan Sumut sangat besar untuk memberantas penyeludupan narkotika melalui laut, dan pelabuhan,” kata dia.

“Kami berharap perdagangan narkoba melalui jalur laut di perairan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, harus bersih dan ditertibkan, sehingga tidak ada lagi permainan sindikat obat-obat yang berbahaya itu,” ujar Hamdani.

Ia mengatakan, selama ini narkotika itu berasal dari Malaysia dan Thailand yang dibawa ke Indonesia dengan menggunakan kapal, serta diturunkan di pulau-pulau terpencil yang tidak diketahui oleh aparat keamanan.

Kegiatan seperti itu sudah sering dilakukan bandar narkoba dan juga melibatkan nelayan kecil, sehingga kegiatan mereka dapat berjalan lancar, serta tidak ada kendala di lapangan.

“Kadang kala jaringan narkoba internasional itu, juga memanfaatkan kapal penangkap ikan ilegal untuk membawa narkoba dan disimpan di pelabuhan kecil,” ucapnya.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dadangsah Dapunta