“Kalau membuka hasil tender di ISC selama ini didominasi oleh Glencore, Travigura, dan Vitol. Bahkan secara mengejutkan pada september 2016 sempat muncul kasus minyak ‘zatipu’ beberapa kargo yang ditolak ISC karena salah prosentase komposisi antara minyak mentah Sarir dengan Mesla dari Libya dipasok oleh Glencore,” Ujar dia.

Yusri menaruh kecurigaan atas proses bisnis Pertamina yang tidak transparan. Terlebih pemerintah mengeluarkan triliunan rupiah untuk subsidi BBM kepada rakyat, dan hal ini membuat rakyat menggugat Pertamina jika ternyata dana subsidi tersebut tidak sampai kepada rakyat.

“Untuk menghindari gugatan masal oleh rakyat yang merasa tertipu , maka Menteri ESDM sebagai pembantu Presiden yang paling bertanggung jawab atas maju mundurnya pengelolaan energi nasional yang efisien , sudah seharusnya dengan segala kewenangannya memerintahkan auditor yang independen bebas dari bisa disogok untuk melakukan audit investigasi proses bisnis dari hulu ke hilir Pertamina dalam pengadaan BBM,” pungkas dia.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid