Ribuan calon jamaah haji dan umroh  menggelar aksi damai di depan kedutaan Arab Saudi, Jakarta, Kamis (3/10). Dalam aksinya mereka menolak kebijakan aturan biometrik untuk pengajuan visa umrah melalui Visa Fasilitating Service (VFS) Tasheel yang ada di Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Sejumlah pengurus Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (PATUHI) bertolak ke Arab Saudi, Selasa (11/12), setelah mendapat rekomendasi dari pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia.

Tujuan Patuhi berangkat ke sana dalam rangka melobi pihak Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait diberlakukannya kebijakan wajib Biometric bagi pengurusan visa Umrah terhitung mulai pemberangkatan jamaah per tanggal 17 Desember 2018.

Adapun agenda tim PATUHI selama berada di Arab Saudi adalah bertemu dengan Konsul RI di Jeddah, Kementerian Haji Arab Saudi dan Kementerian Kerajaan Arab saudi.

Ketua Harian PATUHI H Baluki Ahmad mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan rencana penundaan dan meminta peninjauan ulang kembali pemberlakukan perekeman biomteric (pengambilan sidik jari dan perekaman retina mata) bagi jamaah Indonesia.

“Sebab, hal ini akan berdampak pada gagal berangkatnya jamaah akibat habisnya mofa sementara perekaman biometric sendiri belum dilaksanakan,” ujar Baluki Ahmad, Selasa (11/12).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid