Jakarta, Aktual.com — Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2015, inflasi di Manado tercatat sebesar 1,49% (month-on-month/mtm) tertinggi di Indonesia. Padahal secara nasional, BPS justru mencatat deflasi sebesar 0,08% (mtm).
Secara umum, kenaikan inflasi didorong kenaikan bahan makanan 6,32%, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya hanya berkontribusi di bawah 1 persen.
“Di tengah laporan data BPS yang secara nasional mengalami deflasi, Sulawesi Utara justru mengalami Inflasi tertinggi se-Indonesia. Inflasi tersebut didorong harga pangan, terutama cabai dan tomat,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Sulawesi Utara, Peter Jacobs di Manado, Sabtu (7/11).
Menurutnya, kenaikan harga cabai dan tomat tersebut karena faktor budaya yang ada di masyarakat Manado. Mereka gemar akan makanan pedas sehingga berapapun harga cabai, mereka tetap membutuhkannya sebagai komponen pokok makanan.
“Selain faktor kemarau panjang, kenaikan harga cabai karena faktor budaya masyarakat di Manado. Mereka gemar makanan pedas. Cabai kena mata tidak akan terasa pedas, namun makanan tanpa cabai akan terasa hambar,” ungkapnya.
Sedangkan kenaikan harga tomat karena komoditas tersebut dikirim ke luar daerah sehingga ketersediaan di Sulawesi mengalami penurunan.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka