Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai di wilayah perbatasan NKRI, Kota Batam, Kepulauan Riau, demi meminimalkan penggunaan uang tunai dalam transaksi di masyarakat dan pemerintahan.
“Kami berharap Kepri menjadi motor penggerak penggunaan non tunai di daerah perbatasan Indonesia,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri Gusti Raisal Eka Putra, ditulis Senin (8/6).
BI memilih Batam sebagai tempat peluncuran GNTT di wilayah perbatasan karena pertumbuhan ekonomi di daerah itu termasuk yang tertinggi di Indonesia, dengan nilai transaksi keuangan yang juga tinggi.
BI mencatat transaksi non tunai di kota itu terus meningkat, dari hanya 0,6 persen pada tahun lalu, kini sudah mencapai 10 persen.
Ia menilai warga Batam siap dan harus siap menggunakan non tunai dalam setiap transaksi keuangan, karena kota itu berseberangan dengan Singapura, yang hampir seluruh transaksi keuangan masyarakatnya menggunakan non tunai “Kami ingin menggalakkan di Batam, karena Batam memberikan kontribusi perekonomian terbesar,” kata dia.
BI mengaku, selama ini kebanyakan penggunaan transaksi non tunai dilakukan warga dengan perekonomian menengah ke atas. Meski begitu, BI akan terus mendorong agar penggunaan non tunai juga dilakukan warga dengan ekonomi menengah ke bawah.
“Untuk ekonomi menengah ke bawah, kami lakukan sosialisasi dengan nelayan. Ke depan akan dilakukan ke Tanjungpinang, Karimun dan daerah lain,” kata dia.
Di tempat yang sama, Gubernur Kepri Muhammad Sani mengatakan sebagian transaksi keuangan pemerintah daerah sudah dilakukan dengan non tunai. Termasuk penyaluran bantuan sosial.
“Tapi belum semua menggunakan transaksi non tunai, karena banyak daerah di pulau yang tidak ada bank,” kata Gubernur.
Ia berharap BI dapat mendorong industri perbankan untuk membuka cabang, minimal kedai bank di pulau, untuk memudahkan masyarakat bertransaksi.
“Selama ini masyarakat menyimpan uang di bawah bantal,” kata Gubernur.

Artikel ini ditulis oleh: