Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang utama. Melainkan terjaganya stabilitas moneter, termasuk inflasi yang rendah, nilai tukar yang bersaing.
“Bagi Bank Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi itu adalah sunnah. Sedangkan yang wajib adalah menjaga menjaga mandat inflasi dan makroprudensial terjaga dengan baik,” ujar Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo dalam pelatihan wartawan di Yogyakarta, Senin (28/8).

Namun, lanjutnya, pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah bisa memberikan dampak tidak langsung terhadap investasi. Kinerja investasi yang membaik itu, dalam jangka menengah panjang, bisa membantu pencapaian ekonomi untuk tumbuh lepas dari angka lima persen mulai 2019.
“Pengaruh pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu. Dalam hitungan kita, sekitar 2019, infrastruktur mulai memberikan kontribusi kepada pertumbuhan,” ujarnya.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran enam persen pada 2020-2021 apabila didukung oleh perbaikan kinerja investasi maupun ekspor.
“Tahun depan, (pertumbuhan) kita 5,1-5,5 persen terus naik ke 5,3-5,7 persen di 2019. Setelah itu mudah-mudahan bisa di atas enam persen di 2020-2021,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















