Jakarta, Aktual.com — Angka kelahiran Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia merupakan yang terbesar nomer ke-9 di dunia yaitu 15,5 persen dari setiap kelahiran bayi setiap tahunnya. Angka tersebut diperoleh berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kondisi BBLR boleh dikatakan, disebabkan faktor kelahiran sebelum usia kehamilan 37 Minggu yang dikenal dengan istilah bayi prematur (atau bayi dengan kelahiran cukup bulan) namun memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram.

Hal tersebut dikatakan oleh Dr.Rinawati Rohsiswatno, SpA , dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Bayi Prematur memang bayi yang lahir sebelum usia kandungan mencapai 40 Minggu. Namun, pada kondisi bayi BBLR, tidak sepenuhnya dikatakan karena prematur, tetapi juga karena adanya faktor kurang gizi. Pada umumnya, kasus BBLR terjadi pada bayi prematur. Namun, bayi yang memiliki berat kurang dari 2500 gram, juga dikatakan sebagai BBLR,” ujar dokter Rina kepada Aktual.com, menjelaskan tentang kondisi BBLR, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa (22/9).

Dr Rina mengungkapkan, bahwa kondisi BBLR di Indonesia terbilang tinggi namun dibandingkan dengan negara lain, perhatian terhadap BBLR di Tanah Air tergolong rendah.

“Kondisi prematur merupakan penyebab kematian tertinggi pada bayi di bawah satu bulan di Indonesia. Meskipun begitu, dibandingkan dengan negara lain perhatian atas BBLR di Indonesia masih terbilang rendah, karena belum banyak wadah informasi dan komunikasi khusus BBLR bagi ibu di Indonesia,” urainya memaparkan.

Dokter murah senyum itu kembali mengatakan, bahwa air susu ibu (ASI) memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang bayi. Apalagi itu adalah bayi prematur.

“95 persen ke atas, bayi itu harus ASI Eksklusif, dan itu harus tercapai. Terlebih bagi bayi prematur, dalam hitungan 24 jam, dia harus minum ASI Eksklusif. Itu sangat berperan dalam memberikan proses tumbuh kembang si bayi menjadi bayi sehat dan juga cerdas,” tuturnya menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: