Biosolar Pertamina terkontaminasi dengan kandungan air. (ilustrasi/aktual.com)
Biosolar Pertamina terkontaminasi dengan kandungan air. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Transparansi PT Pertamina (Persero) semakin dipertanyakan atas ketidaksediaannya membuka nama perusahaan pemasok FAME (fatty acid methyl ester atau produk nabati dalam biodiesel) yang terkontaminasi dengan kandungan air, serta besaran kerugian yang diderita perusahaan BUMN itu.

Namun, dari perkiraan Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), jika diasumsikan harga Biosolar Rp6.250 maka dengan volume sebanyak 25 juta liter, Pertamina telah dirugikan lebih dari Rp156 Miliar.

“Asumsi harga biosolar Rp 6250 × 25 juta. Belum lagi biaya transportasi dari terminal Pertamina Plumpang ke masing masing SPBU di daerah Jabodetabek,” ujar direktur CERI, Yusri Usman, Senin (21/11).

Kemudian dia juga mempertanyakan Biosolar yang telah tercemar dan ditarik peredarannya dari SPBU, lalu dibawa kemana dan difungsikan untuk apa? Dia khawatir cairan itu disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

“Biosolar campur air yang katanya ditarik peredaran dari SPBU itu oleh Pertamina dijadikan apa dan dibawa kemana,” tambahnya.

Untuk itu, berhubungan transparansi tak bisa diharapkan lagi dari Pertamina, dia meminta lembaga kepolisian yang melakukan pemeriksaan agar komitmen membersihkan modus-modus di BUMN dan tidak terjerumus dalam permainan yang ada di Pertamina.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka