Surabaya, Aktual.com – Anggota komisi VI DPR RI hari ini melakukan kunjungan ke kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Provinsi Jawa Timur, Jalan Johar Nomor 7, Surabaya.
Dari kunjungan tersebut diketahui bahwa pertumbuhan investasi di Jawa Timur mengalami penurunan sekitar 25 persen, atau sekitar Rp13 triliun dari Tahun 2016.
“Ini penurunan yang sangat besar. Jawa Timur itu provinsi yang berpotensi. Tapi kok sampai begini,” kata salah satu anggota DPR RI komisi VI, Bambang Haryo, di Surabaya, Selasa (9/5).
Bambang menjelaskan, BKPM sebagai ujung tombak dari kementerian teknis harus bekerja maksimal lagi agar investor tidak lari. Ada beberapa penyebab investor, khususnya asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia, seperti Jawa Timur. Diantaranya karena birokrasi yang berbelit belit. Kedua karena ongkos energi seperti gas dan listrik yang terlalu mahal.
“Ambil contoh saja, di Malaysia itu listrik harganya 5 sen. Indonesia 9 sen. Di Amerika dan Vietnam 3 sen. Kalau gas, Malaysia USD3. Thailand yang belinya di Indonesia cuma USD3. Indonesia justru USD12,” lanjut Bambang.
Bambang juga mengaku, dari informasi yang digali pihaknya dari beberapa pengusaha maupun BKPM pusat, proses perizinan investasi itu justru yang dipersulit penanaman modal yang di daerah.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka