Sebab gempa Palu adalah patahan geser yang tidak mungkin mengungkit air laut ke atas dan terjadinya berpapasan dengan daratan, kemudian harusnya tidak terjadi tzunami tetapi fakta di lapangan berkata lain.

Penyebabnya bukanlah gempa namun ada longsor tepi pantai, dan itu bisa terjadi di sini, artinya tidak bisa tergantung pada peringatan dini tzunami.

“Di Palu malahan datangnya lebih cepat sebelum peringatan dini, maka kami mengajak masyarakat, nelayan, dan pemda untuk menggunakan kearifan lokal apabila dirasakan gempa yang kuat meski pun tidak ada peringatan dini, segera evakuasi mandiri ke arah yang datarannya lebih tinggi,” tegas Dwikorita.

Para nelayan di pantai juga harus seperti itu dan yang sudah terlanjur berada di laut malahan jangan ke pantai, karena itu merupakan area paling berbahaya dan di tengah laut justeru lebih aman ketika ada tzunami.

Untuk erupsi gunung api, kan tidak ada gempanya namun caranya harus ditingkatkan monitoring terhadap erupsi gunung api dan pastinya ada pengumuman.

“Kalau terjadi erupsi maka ada pengumuman di bawah badan Geologi, jadi saya mohon BPBD dan Wali Kota melakukan koordinasi dengan Badan Geologi karena mereka yang selalu memantau gunug api,” kata Dwikorita.

Bila terjadi erupsi gunung api di bawah laut, para nelayan harus tahu dan nanti Badan Geologi yang akan memberikan arahan harus bagaimana dan langkah apa yang dilakukan jadi harus tetap waspada.

Artikel ini ditulis oleh: