Jakarta, Aktual.co —Bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah harusnya makin menyadarkan kita untuk lebih menaruh perhatian lebih serius dari ancaman longsor.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan elektronik yang diterima aktual.co, Senin (15/12).
“Data sementara kejadian bencana di Indonesia tahun 2014 ada 248 jiwa orang tewas akibat longsor. Jumlah ini hampir dua per tiga dari korban tewas akibat bencana di Indonesia selama 2014,” ujarnya.
Menurutnya bahwa bencana tanah longsor selalu berulang setiap tahunnya di Indonesia. Dari data yang dimiliki oleh BNPB bahwa bencana di Indonesia sekitar 40,9 juta jiwa penduduk yang terpapar bahaya longsor sedang hingga tinggi. Masyarakat terpapar adalah masyarakat beserta perumahan, sistem atau elemen lain yang berada pada zona bahaya dan berujung pada potensi kerugian.
“Bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya degradasi lingkungan, dan curah hujan yang makin ekstrem menyebabkan risiko longsor makin tinggi,” katanya.
Sutopo menambahkan, data kejadian longsor memiliki korelasi positif dengan pola hujan, dimana sebagian besar bulan Januari adalah puncak kejadian longsor.
“Wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah provinsi yang paling banyak bencana longsor. Daerah yang berulang mengalami longsor adalah Kab Bogor, Sukabumi, Cianjur, Garut, Bandung Barat, Tasikmalaya, Purbalingga, Banjarnegara, Karanganyar, Wonosobo, Temanggung, Cilacap, Grobogan, Pemalang, Brebes, Pekalongan, Pacitan, Ponorogo, Malang, Jember dan lainnya sering terjadi longsor,” Tambahnya.
Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat perlu terus ditingkatkan. Tata ruang benar-benar ditegakkan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan yang intinya meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus lingkungan setempat.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid