Dalam jumpa persnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa kondisi terkini Gunung Agung sudah masuk fase kritis, dimana fase potensi letusan sangat tinggi dan dapat terjadi dengan waktu tidak bisa diprediksi. AKTUAL/Munzir

Nusa Dua, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei menuturkan jika Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana.

Untuk itu, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dalam upaya penaggulangan bencana di berbagai daerah. Salah satu terobosan BNPB untuk membentuk SDM tangguh dalam penangulangan bencana adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan yakni Politeknik Penanggulangan Bencana.

“Indoesia adalah negara yang rawan terhadap bencana. Selama ini, dalam merekrut personel selama ini mereka tidak memiliki kualifikasi di bkdang penanggulangan bencana. Itulah diperlukan Politeknik Penanggulangan Bencana,” kata Willem pada Rapat Kerja Nasional BNPB-BPBD Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (21/2).

Padahal, ia melanjutkan, ada jutaan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Oleh karena itu, Willem berpendapat perlunya memiliki lembaga pendidikan yang memiliki kuakifikasi penanggulangan bencana. “Oleh karena itu, BNPB aka mendirikan Polteknik pada tahun ini,” paparnya.

Soal lokasi politeknik Willem menyebut berada di Yogyakarta. “Jadi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) akan kita kembangkan jadi Politeknik Penanggulangan Bencana. Tapi bukan berarti Pusdiklat akan berubah, tidak. Kita tetap punya Pusdiklat dan tetap mendirikan Politeknik Penanggulangan Bencana,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid