Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,03 persen pada Agustus 2021 karena beberapa harga komoditas mengalami peningkatan dan adanya momentum tahun ajaran baru.

“Pada Agustus 2021 terjadi inflasi 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,57,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Rabu (01/09).

Setianto mengatakan pendorong inflasi ini di antaranya harga minyak goreng yang naik dan momentum tahun ajaran baru sehingga uang sekolah SD, SMP, dan perguruan tinggi turut meningkat dengan masing-masing andilnya 0,02 persen.

Beberapa komoditas lain seperti tomat, ikan segar, pepaya, rokok kretek, sewa rumah, dan uang sekolah SMA, juga mengalami peningkatan dengan masing-masing andilnya sebesar 0,01 persen.

Selain itu beberapa komoditas yang berkontribusi dalam deflasi di antaranya adalah cabai rawit dengan andil cukup besar yakni minus 0,05 persen.

Kemudian beberapa komoditas lain seperti daging ayam ras, cabai merah, bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, sawi hijau dan tarif angkutan udara turut memberikan andil deflasi terhadap inflasi pada Agustus 2021.

Dengan terjadinya inflasi pada Agustus, maka inflasi tahun kalender Januari sampai Agustus sebesar 0,84 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,59 persen.

Dari 90 kota IHK, sebanyak 34 kota menyumbang inflasi dan sebanyak 56 kota yang mengalami deflasi pada Agustus 2021.

Untuk 34 kota yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kendari yaitu sebesar 0,62 persen karena adanya kenaikan pada harga komoditas bayam dan ikan-ikanan seperti ikan kembung, ikan layang, ikan benggol, ikan selar, ikan tude serta ikan teri.

Sementara dari 56 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar minus 1,04 persen dengan komoditas yang menyebabkan deflasi tinggi meliputi ikan kembung, angkutan udara, cabai rawit, kangkung, dan sawi hijau.[ant]

 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid