Malang, Aktual.com — Budaya, seni, dan jajanan serba kuno alias zaman dulu bakal dihadirkan di Kota Malang, Jawa Timur, dalam Festival ‘Malang Doeloe (FMD)’ pada 7-8 Februari 2016 di kawasan Jalan Simpang Ijen kota tersebut.

Ketua Pelaksana FMD Ani Setyowati di Malang, Jumat (29/01), mengatakan ‘FMD’ tersebut mengusung konsep perpaduan nilai masa lalu Kota Malang serta pergelaran seni dan budaya.

“Pagelaran ini kami buat untuk mengobati rasa kangen masyarakat di Kota Malang akan pertunjukan seperti Malang Tempo Doeloe (MTD) yang tidak digelar dalam beberapa tahun terakhir ini,” katanya, kepada jurnalis media.

Ia mengatakan, bahwa dalam pergelaran yang diadakan di Jalan Simpang Ijen sepanjang sekitar 500 meter itu, akan ada 107 stan bazar, pertunjukan di panggung seni, “stand booth” bernuansa kuno, dan area bermain permainan lawas.

Oleh karena adanya perbedaan beberapa konsep itulah, membuat dirinya optimistis pergelaran FMD tak perlu meminta izin pada managemen MTD.

Meskipun demikian, ia tak menyangkal bahwa ada beberapa kemiripan terutama pada konsep penghadiran suasana tempo dulu di acara itu.

Menyinggung persiapan pergelaran, Ani mengatakan sudah mencapai 75 persen dan tinggal merealisasikan. Persiapan stan bazar, perizinan dari pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan kepolisian.

“Kami meminta izin pada Disbudpar, namun tidak ada kerja sama karena pergelaran ini murni inisiatif kami sendiri,” ucapnya.

Ani optimistis FMD tak kalah meriah dengan MTD. Indikasinya, minat para peserta yang cukup tinggi, bahkan sewa stan bazar pada pergelaran itu sudah ludes pada H-17. Permintaan untuk memeriahkan pentas atau panggung hiburan juga meningkat.

Sebenarnya, kata Ani, konsep awal pentas seni dan budaya pada FTD nanti akan ada jeda waktu dua jam untuk istirahat, namun karena permintaan tampil dalam pertunjukan budaya dan seni yang cukup tinggi, panitia akhirnya memangkas waktu istirahat agar semua peserta bisa tampil.

Dalam pertunjukan itu, katanya, bukan hanya seni dan budaya kuno yang bakal ditampilkan, tetapi panitia juga menyediakan tempat bagi para peserta yang ingin membawakan seni masa kini.

Ia menjelaskan perpaduan budaya dan seni masa kini juga akan diusung serta pertunjukan budaya dari luar Kota Malang juga akan ditampilkan sebagai pelengkap.

“Sebelumnya memang ada informasi melalui brosur bahwa kegiatan ini digelar pada 16-17 Januari 2016. Kami hanya ingin menginformasikan bahwa brosur itu ada kesalahan pembuatan, namun telanjur tersebar di media sosial. Pertunjukan yang sesungguhnya baru digelar pada pekan depan,” ujar ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara