Jakarta, aktual.com – Buku panduan berjudul Sampahku, Tanggung Jawabku, yang berisi tentang pengetahuan dan tata cara mengelola sampah mulai diperkenalkan ke sekolah-sekolah dari Sabang sampai Merauke.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Agung Kuswandono, di Jakarta, Selasa (26/11), mengatakan buku tersebut diterbitkan melalui kerja sama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta Universitas Indonesia dan Yayasan Lentera Anak, Danone-Aqua.

“Peluncuran buku ini sejalan dengan Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik,” katanya.

Buku itu akan diluncurkan ke 75 sekolah dari Sabang sampai Merauke. Buku panduan ini dianggap akan memegang peranan penting karena jumlah generasi muda di Indonesia mencapai 41 persen dari total populasi.

Buku panduan ini juga dikemas dengan pendekatan yang menyeluruh dan kreatif, serta memperhatikan konteks lokal.

Materi buku mencakup pengetahuan terkait kategorisasi dan pemilahan sampah, serta pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi visual yang menarik dan media pembelajaran yang ramah anak, seperti lagu, poster warna-warni, dan permainan.

“Gerakan Indonesia Bersih merupakan turunan dari Instruksi Presiden Nomor 12/2016 dan implementasi muatan Kemaritiman dalam Kurikulum 2013 yang mendorong terwujudnya Indonesia yang lebih bersih,” katanya.

Ia berharap materi-materi yang telah disusun bersama ini bisa diterapkan oleh sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, bahkan dikembangkan lagi untuk jenjang pendidikan tingkat SMP dan SMA.

Maka guna memastikan semuanya sejalan dan dapat terintegrasi dengan muatan Kemaritiman dalam Kurikulum 2013, Kemendikbud turut terlibat dalam pembuatan dan peluncuran buku ini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno mengatakan, pihaknya sadar bahwa pendidikan sejak usia dini berperan penting dalam membentuk perilaku anak, termasuk dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

“Oleh karena itu, kami menyambut baik ajakan kolaborasi dari Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi, pihak swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat, dalam upaya memajukan pendidikan tentang pelestarian lingkungan.”

Universitas Indonesia dan Yayasan Lentera Anak juga memainkan peran penting dalam tahap penyusunan buku Sampahku, Tanggung Jawabku.

Universitas Indonesia terlibat dalam mengembangkan materi pengayaan untuk guru, sementara Yayasan Lentera Anak terlibat dalam mengembangkan materi pembelajaran ramah anak.

Gabungan materi komprehensif yang dihasilkan keduanya diharapkan dapat mendorong lebih banyak siswa sekolah dasar untuk menerapkan kebiasaan 3R dan berkontribusi dalam upaya menjadikan Indonesia lebih bersih.

Pada fase awal peluncuran buku ini, Danone-Aqua bersama Universitas Indonesia dan Yayasan Lentera Anak akan melakukan Training of Trainers (ToT) yang melibatkan 150 guru perwakilan 75 sekolah dari 20 provinsi di Indonesia.

Tujuan ToT ini adalah untuk memperkenalkan serta berbagi praktik terbaik dalam mengimplementasikan buku Sampahku, Tanggung Jawabku kepada guru-guru sekolah dasar. Sesi pelatihan berlangsung selama dua hari di Jakarta dari 25-26 November 2019.

“Melalui peluncuran buku panduan ini, kami selangkah lebih dekat dengan target kami untuk menyebarkan edukasi #BijakBerplastik kepada 100 juta orang pada tahun 2025,” ujar Presiden Direktur Danone-AQUA Corine Tap.

Pihaknya berharap proses pengembangan buku ini dapat memberikan dampak positif pada masa yang akan datang.

Selain lewat pendidikan, Gerakan #BijakBerplastik juga ditunjang dengan pengembangan sarana infrastruktur pendukung seperti unit bisnis daur ulang, penyediaan dropboxes untuk mengumpulkan sampah plastik, kolaborasi multipihak seperti inisiatif #Bottle2Fashion, hingga peluncuran Aqua Life yang 100 persen terbuat dari plastik daur ulang.

Terkait pendidikan usia dini, perusahaan itu sebelumnya telah bekerja sama dengan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui program Ayo Minum Air (AMIR) agar dapat memastikan hidrasi sehat di kalangan pelajar. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin