Nagekeo, aktual.com – Penandatanganan MoU antara Pemerintah Kabupaten Nagekeo dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Ende tentang kerjasama Penyebarluasan Informasi Pembangunan Kabupaten Nagekeo di Aula VIP Bupati Nagekeo, Rabu (9/6).

Kerjasama tersebut ditandatangani oleh Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Ende Yuliana Marta Doky, dan juga Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do.

Kepala Lembaga Penyiaran RRI Ende  Yuliana Marta Doky dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan misi RRI Ende sebagai lembaga penyiaran publik, harus independen, netral dalam memberikan informasi kepada publik yang mengedukasi selain itu menyebarluaskan informasi baik tentang pendidikan, kebudayaan, berita dan informasi serta hal-hal lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

“perlu kita perkuat dengan lakukan penandatanganan kerja sama sehingga RRI Ende sebagai lembaga penyiaran menjadi media yang memfasilitasi  berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Nagekeo yang perlu disebarluaskan kepada masyarakat,”

“sehingga masyarakat baik yang di Kabupaten Nagekeo, Sedaratan Flores, Indonesia maupun dari negara lain bisa mengetahui apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten Nagekeo sekaligus RRI sebagai media yang menjembatani kebutuhan masyarakat yang perlu diketahui  pemerintah Kabupaten Nagekeo  maka kami mengalokasikan waktu untuk *Program Bupati Menyapa*.”

Menurutnya, saat ini masih banyak hal yang perlu diketahui oleh bupati, terkait kegiatan masyarakat nagekeo tentunya, kata Yuliana, dengan fasilitas penyiaran yang secara langsung juga difasilutasi RRI Ende.

Dikatan lagi, RRI Ende nantinya akan memasang pemancar di Kabupaten Nagekeo untuk mengatasi daerah *blank spot” dan sebelum November 2021 fisik tersebut sudah  terpasang untuk saat masih tahap pengadaan. Mengingat pembangunan fasiltas itu harus didukung dengan adanya lokasi.

Ia juga berharap setelah penandatanganan MoU, program siaran bupati menyapa akan dilaksanakan secara kontinue sehingga bupati bersama pimpinan perangkat daerah bisa mengisi acara tersebut di pukul 21.00 Wita.

“Tadi malam kami telah melakukan perekaman untuk acara live music di RRI Ende salah satu program yang menampilkan semua group musik dari berbagai daerah.Tanggal 17 Juni 2021 kami ambil satu group dari Nagekeo untuk kita promosikan dan publikasikan bahwa kita punya potensi yang luar biasa di Nagekeo.”

” Pak Bupati, mohon ijin disini ada pimpinan perangkat daerah mohon kalau ada telepon dari  Tim Lintas Ende Pagi atau tim pemberitaan, kami mohon bisa diterima karena terkait dengan publikasi dan klarifikasi. Mungkin ada issu-issu yang kurang bagus kami RRI Ende mengklarifikasikan sehingga masyarakat juga mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan dan ketahui dari narasumber yang terpercaya dan kompoten dan di RRI Ende tidak ada cost.”

“Dari 9 kabupaten kota di Flores dan Lembata dengan Kabupaten Nagekeo adalah kerjasama yang pertama.
Saya sudah melakukan komunikasi dengan beberapa bupati  dan yang baru teralisasi penandatanganan kerja sama baru dengan Nagekeo,” sebutnya.

Menanggapi hal itu Bupati Don dalam sambutannya mengatakan, respon cepat LP RRI Ende dan tahun lalu sudah melakukan peliputan dan disiarkan secara live di kampung Nunungongo dan Ia siap untuk menandatangani perjanjian kerja sama tersebut.

Bupati Don juga mengaku, sebagai kabupaten baru, Nagekeo memang harus MPO,  dan harus bermacam cara harus menjadi akrab mulai dari telinga orang Nagekeo, telinga orang Flores, dan  Indonesia. Lanjutnya, selain  memperkenalkan apa yang dimiliki oleh masyarakat dan daerah ini. Ada landscape, alamnya, budaya sampai dengan  produk- produk unggulan.

“Kami sudah menggerakan mulai dari kelompok yang paling kecil , Rukun Tetangga dan Dasawisma sehingga kelompok kerajinan ri’il  mulai lakukan itu. Kami benahi semua struktur.”

“Untuk permintaan pemindahan fasilitas tower yang ada di Ende ke Nagekeo saya serahkan pada tim teknis nya ibu. Silahkan survey lokasinya. Mana saja yang di nilai menjangkau paling luas wilayah Nagekeo. Ketika titik titik itu ditentukan kita akan bebaskan lahannya  dan kita hibahkan ke LP RRI Ende untuk membangun fasilitas itu. Silahkan survey sehingga tidak salah tempat.”

“Kami menginginkan produk kami, kami promosikan lewat RRI Ende.  Intinya produk apa saja, yang lainnya adalah even-even budaya.”

“Sesuai dengan diskusi kita, masukan dari BOP Labuan Bajo dan  Kementerian Desa kali lalu, Nagekeo dikenal dengan even tinju meskipun kita tidak pernah menyumbangkan satu orang petinju nasional.”

“Tapi kami punya kampung – kampung adat yang punya ritual tinju. Agenda tinju dimulai dari Kampung Wulu dan berakhir di Nggolonio. Apa – apa yang harus diperbaiki sehingga bisa menjadi entertain, atraksi yang harus di jual dan Singkat kata Ini adalah sebuah moment yang membuka peluang Nagekeo dikenal oleh Flores, NTT, Indonesia, Asia dimana siaran RRI Ende bisa ditangkap.”ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tatap Redaksi