Jakarta, Aktual.com – Setelah pencabutan subsidi listrik terhadap 19 juta pelanggan 900 VA, Pengamat ekonomi energi dari UGM, Fahmy Radhi meminta pemerintah agar tidak lagi berencana mengotak-atik subsidi pada pelanggan 450 VA.
Menurutnya, Pelanggan listrik kapasitas 450 VA bisa dipastikan bahwa mereka berasal dari golongan masyarakat tidak mampu, sehingga tidak ada alasan bagi pemerintah untuk mengatakan bahwa subsidi yang disalurkan tidak tepat sasaran.
“Kalau subsidi 450 VA, yang pelanggannya rakyat miskin, sudah sangat keterlaluan. Pemerintah sudah tega menambah beban rakyat miskin,” kata dia kepada Aktual.com, Senin (14/5).
Secara ekonomi dia melihat jika pencabutan 450 VA dilakukan, tidak terlalu memberi pengaruh signifikan terhadap laju inflasi. Namun bisa dipastikan akan mempengaruhi kondisi sosial dan beban rakyat miskin.
“Memang pencabutan subsidi 450 tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, tapi berpengaruh terhadap beban biaya rakyat miskin,” ujarnya.
Oleh karena itu lanjutnya, subsidi listrik pada pelanggan 450 VA merupakan pertahanan terakhir bagi Presiden Jokowi untuk menjustifikasikan bahwa dirinya tidak terperosok dalam penganut neo linralism.
“Setelah tidak ada lagi subsidi BBM, yang disusul dengan pencabutan total subsidi listrik, semakin mengindikasikan Jokowi menjalankan kebijakan ultra neo liberalism, yang menihilkan peran pemerintah dalam perekonomian,” imbuhnya.
“Kalau benar, kebijakan ultra liberal diterapkan sangat bertentangan dengan Nawacita, yang menjadi dagangan Jokowi saat kampanye Pilpres,” tutupnya.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka