Jamaah calon haji Embarkasi Surabaya bersiap mengikuti arahan sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/8). Kloter satu Embarkasi Surabaya yang berasal dari Sumenep, Jawa Timur tersebut rencananya akan diberangkatkan pada Selasa (9/8). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Jamaah haji Indonesia dengan penyakit darah tinggi atau hipertensi, mendominasi dan menjadi jamaah dengan risiko tinggi kesehatan sebanyak 67,46 persen.

Berdasarkan siaran pers yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan di Jakarta, Sabtu (5/8), jumlah 67,46 persen jamaah dengan hipertensi dari 40.558 jamaah yang terdiri dari 100 kelompok terbang pertama.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Etik Retno Wiyati, dalam laporannya menyebutkan rawat jalan kloter yang telah dilayani sebanyak 3.401 kunjungan.

Penyakit yang paling banyak ditemui adalah “Essential Primary Hypertention” atau tekanan darah tinggi yang diderita selama bertahun-tahun sebanyak 584 jamaah, dan “Accute Nasopharyngitis Common Cold” atau selesma sebanyak 237 jamaah.

Laporan tersebut menyebutkan, jumlah jamaah risiko tinggi kesehatan sebanyak 27.361 orang atau 67,46 persen.

Proporsi jamaah di atas 60 tahun dengan penyakit yang ditandai gelang merah sebanyak 8.560 jamaah atau 31,28 persen, jamaah di bawah 60 tahun dengan penyakit ditandai dengan gelang kuning sebanyak 16.624 jamaah atau 60,76 persen, dan jamaah di atas 60 tahun tanpa penyakit ditandai dengan gelang hijau sebanyak 2.177 jemaah atau 7,96 persen.

Menyikapi tingginya angka risiko tinggi jamaah haji tersebut, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi mengajak kepada jamaah haji untuk menyiapkan kesehatan secara mental maupun fisik terutama bagi jamaah berisiko tinggi agar dapat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci dengan baik.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: