Jakarta, Aktual.com — Kucuran pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke Grup Medco yang digunakan untuk mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dirasa janggal. Pasalnya dana itu berasal dari utangan bank BUMN, salah satunya Mandiri, yang berasal dari China Development Bank (CDB) sebesar masing-masing USD1 miliar.

“Langkah Bank Mandiri seperti itu menurut saya harus mendapat catatan serius dari pemerintah. Ini perlu diusut,” tandas pengamat sumber daya alam dari Untar, Ahmad Redi kepada Aktual.com, Selasa (12/4).

Bahkan menurut dia, dari catatan yang dikantonginya, tak hanya Bank Mandiri yang mengucurkan kredit ke Grup Medco untuk mengakuisisi saham Newmont.

Namun demikian, dengan kondisi begitu, langkah Bank Mandiri justru harus dipertanyakan dan diusut, kenapa malah Medco yang dikucuri pinjaman untuk akuisisi Medco, yang notebenenya sebagai perusahaan swasta. Apalagi uangnya dari utang CDB.

“Ini sangat aneh, bisa jadi ada sesuatu di balik itu,” cetusnya.

Padahal, kata dia, ada BUMN Pertambangan semisal PT Antam, PT Timah, PT Inalum, dan lainnya yang bisa menjadi kendaraan negara untuk membeli saham perusahaan tambang asing.

“Ya sudah semestinya Mandiri berpihak ke situ (BUMN Tambang) bukan malah mendukung Medco,” papar Redi.

Apalagi memang, dengan kondisi sumber pembiayaan dari Mandiri ke Medco merupakan pinjaman dari CBD, maka sama saja secara tidak langsung kepemilikan saham Newmont juga dimiliki pemerintah China. Ini bahkan lebih aneh lagi.

“Jadi sama saja China mau beli saham Newmont tapi menggunakan ‘tangan’ Bank Mandiri. Ini artinya Mandiri dijerat dua kali. Dijerat CDB dan dijerat Medco,” kecamnya.

Mestinya, lanjut Redi, Bank BUMN juga harus mendukung BUMN Pertambangan lain jika tertarik untuk mengakuisisi perusahaan tambang, seperti Newmont. Bukan malah Medco yang dibiayai Mandiri.

“Karena dengan kepemilikan saham oleh negara pada pertambangan asing akan terjadi peralihan manfaat dan peralihan kontrol dari asing ke Pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Data yang dimiliki Aktual.com, pinjaman dari CDB senilai US$1 miliar buat Mandiri semestinya digunakan untuk modal pembangunan infrastruktur. Namun oleh bank BUMN itu ternyata disalurkan ke Grup Medco dengan total pinjaman senilai US$395 juta atau senilai Rp5,1 triliun.

Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai US$50 juta, PT Medco Energy International Tbk sebesar US$245 juta dan PT Medco Energi Internasional USD100 juta.

Dua nama perusahaan terakhir ini memang mirip, tapi oleh Mandiri dibuat berbeda. Ini juga agak aneh. Nantinya, PT Medco Energy International Tbk ini yang akan mengakuisisi saham Newmont tersebut.

Bahkan dana yang mengalir ke PT Medco group disinyalir akan digunakan untuk akuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) melalui konsorsium. Adapun nama-nama yang bertindak sebagai konsorsium Akuisisi tersebut, tentu tidak asing lagi di telinga rakyat Indonesia. Mereka seperti, Agus Projosasmito, Sudjono Timan dan Kiki Barki Makmur.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka