Kapal Induk China (Ist)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan Taiwan mengungkapkan bahwa sebuah gugus kapal perang China yang dipimpin oleh satu-satunya kapal induk milik negeri itu memasuki paruh utara Laut China Selatan setelah melewati selatan Taiwan.

Langkah ini dilakukan di tengah ketegangan yang baru terjadi seputar Taiwan, yang diklaim oleh Beijing sebagai miliknya dan bukan merupakan hubungan antarnegara, setelah panggilan telepon Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dengan presiden Taiwan yang membuat Beijing geram.

Kapal induk Liaoning buatan Uni Soviet ambil bagian dalam latihan sebelumnya, termasuk beberapa latihan di Laut China Selatan, namun China masih tertinggal beberapa tahun untuk menyempurnakan operasi kapal induk yang serupa dengan yang telah dilakukan Amerika Serikat selama beberapa dekade.

Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan kapal induk dan lima buah kapal melintas di sebelah tenggara Kepulauan Pratas, yang dikuasai oleh Taiwan menuju arah barat daya.

Pasukan kapal induk sebelumnya telah melewati 90 mil laut sebelah selatan dari titik paling jauh selatan Taiwan melalui Selat Bashi, di antara Taiwan dan Filipina.

“Tetap waspada dan fleksibel selalu menjadi metode normal dalam menjaga keamanan udara,” ujar juru bicara Kementerian Chen Chung-chi, yang tidak menyebutkan apakah jet tempur Taiwan telah diluncurkan atau kapal selam telah diterjunkan.

Chen mengatakan kementerian terus memonitor dan memahami situasi. Anggota dewan Nasionalis oposisi senior Taiwan, Johnny Chiang mengatakan latihan Liaoning adalah sinyal China kepada Amerika Serikat bahwa Tiongkok telah menerobos rangkaian pulau pertama, wilayah yang meliputi Kepulauan Ryukyu, Jepang dan Taiwan.

Kementerian Dalam Negeri Amerika mengatakan bahwa posisinya tetap tidak berubah sejak Juli, yakni sejak mengatakan terus memantau modernisasi militer China dan mengharapkan negara-negara melaksanakan latihan keamanan yang mematuhi undang-undang.

Hope Hicks, juru bicara Trump mengatakan timnya enggan berkomentar terkait langkah China. Trump mulai menjabat tanggal 20 Januari, namun telah menjadi berita setelah mengeluarkan beberapa pernyataan tentang China dan Taiwan.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan bahwa orang-orang sebaiknya tidak menduga-duga terlalu banyak tentang tujuan kapal induk tersebut, karena pergerakannya masih sesuai dengan undang-undang.

“Liaoning kami semestinya bisa menikmati kebebasan navigasi dan penerbangan di atas wilayah negara lain menurut undang-undang yang telah diatur oleh undang-undang internasional, dan kami berharap semua pihak dapat menghormati hak negara kami,” disampaikan Chunying dalam pengarahan berita harian.
(ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka