Fadli mengatakan berpulangnya Dawam, Indonesia kehilangan satu lagi pemikir ekonomi kerakyatan padahal kita membutuhkan lebih banyak ekonom kerakyatan untuk membenahi arah perekonomian nasional.

Menurut dia, pembangunan kita saat ini sudah salah arah, karena kebijakan ekonomi kita tidak lagi tunduk kepada konstitusi, melainkan tunduk kepada teori-teori liberal.

“Keterpurukan ekonomi yang kita alami saat ini sebenarnya berawal dari pengkhianatan terhadap konstitusi. Itu sebabnya, jika kita ingin bangkit dari keterpurukan, kita harus menengok pemikiran-pemikiran sebagaimana yang diperjuangkan oleh Mas Dawam,” katanya.

Sebelumnya, cendekiawan muslim Dawam Rahardjo meninggal dunia di usia 76 tahun, di Rumah Sakit Islam Jakarta pada Rabu (30/5) malam.

Ant

(Wisnu)